Kelor juga dikenal dengan kandungan fitokimianya.
Terutama, ini mengandung senyawa pelawan kanker yang dikenal sebagai glukosinolat, yang juga ditemukan dalam sayuran silangan seperti kembang kol dan brokoli.
Kelor telah lama digunakan untuk tujuan pengobatan.
Dalam pengobatan tradisional, bijinya telah digunakan (mentah atau dihancurkan) untuk mengobati sakit perut, maag, penglihatan yang buruk, nyeri sendi, dan membantu pencernaan.
Daun dan batangnya telah digunakan selama berabad-abad di seluruh dunia untuk mengobati anemia, kecemasan, asma, kotoran darah, bronkitis, dada sesak, kolera, dan banyak lagi.
Kelor dapat dibeli dalam berbagai bentuk, tetapi Georgia Rounder, RDN, CDN, ahli diet terdaftar yang berbasis di Brooklyn, New York, mengatakan bahwa kelor paling sering dibeli dan dikonsumsi baik dalam bentuk bubuk atau kapsul.
Bentuk minyak kelor yang juga disebut minyak ben pun tersedia.
"Biji kelor menghasilkan minyak yang tinggi asam oleat dan tokoferol yang dapat digunakan sebagai pengganti minyak zaitun," kata Rounder.