Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID - Telur adalah makanan padat nutrisi.
Selain itu, telur juga mudah diolah dan kerap dijual dengan harga ekonomis.
Oleh karena itu, seperti tidak ada alasan untuk menolak konsumsi telur.
Bahkan, di Indonesia sendiri, mengonsumsi telur mentah kerap dilakukan.
Telur mentah sering menjadi campuran dalam minuman khas daerah.
Nah, sebenarnya apakah kebiasaan konsumsi telur mentah aman dilakukan?
Dilansir Grid.ID dari laman Medical News Today, The United States Department of Agriculture (USDA) tidak menganjurkan agar orang makan telur mentah yang tidak dipasteurisasi, tetapi menyatakan bahwa orang dapat makan telur yang dipasteurisasi dengan cangkang tanpa memasaknya.
Beberapa orang juga lebih suka mengonsumsi telur mentah atau setengah matang.
Namun, Food and Drug Administration (FDA) memperkirakan bahwa sekitar 79.000 orang mengembangkan penyakit bawaan makanan, dan 30 orang meninggal setiap tahun karena makan telur yang terkontaminasi Salmonella.
Beberapa ayam membawa Salmonella typhimurium dan Salmonella enteritidis di organ reproduksinya.
Cara untuk mengontrol atau mencegah Salmonella antara lain pasteurisasi dan iradiasi.
Pasteurisasi melibatkan pemanasan telur dengan air panas atau udara panas dalam jangka waktu yang sangat spesifik.
USDA merekomendasikan untuk memanaskan telur pada berbagai suhu untuk mempasteurisasi bagian-bagian telur.
Misalnya, kuning telur membutuhkan pemanasan dengan suhu minimal 60 derajat Celcius selama 6,2 menit.
Pasteurisasi secara signifikan mengurangi kontaminasi Salmonella, tetapi tidak mempengaruhi kualitas nutrisi atau rasa telur.
Adapun iradiasi melibatkan pemaparan telur ke dosis radiasi, tetapi metode ini dapat memengaruhi kualitas telur.
Baca Juga: Ini 3 Cara Mudah Bersihkan Telur yang Pecah di Lantai, Bukan Dipel ya Bund! Nggak Akan Bau Amis Deh
Orang yang mengonsumsi telur mentah atau setengah matang bisa terkena infeksi Salmonella, yang juga disebut dokter sebagai salmonellosis.
Menurut FDA, gejala infeksi Salmonella terjadi dalam 12 hingga 72 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Orang yang mengalami infeksi Salmonella mungkin mengalami gejala seperti diare, demam, kram perut, dan muntah.
FDA juga mencatat bahwa bayi, anak-anak, orang dewasa yang lebih tua, dan wanita hamil berisiko lebih tinggi untuk jatuh sakit akibat infeksi Salmonella.
Orang dengan sistem kekebalan yang lemah juga berisiko lebih tinggi terkena penyakit bawaan makanan.
Lebih lanjut, individu dengan diabetes, kanker, HIV atau AIDS, atau mereka yang memiliki organ transplantasi harus menghindari konsumsi telur mentah.
Selain masalah keamanan pangan, mengonsumsi putih telur mentah apa akan mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap biotin.
Baca Juga: Resep MPASI Nasi Udang Telur Puyuh ala Citra Kirana, Dijamin Bikin si Kecil Lahap Makan!
Biotin memainkan peran penting dalam metabolisme lemak dan karbohidrat, dan kekurangannya dapat merusak fungsi insulin, yang memperburuk manajemen gula darah.
Belilah telur yang sudah didinginkan, lalu simpan di lemari es pada atau di bawah 40 derajat Fahrenheit.
Jika cangkang telur retak atau kotor, jangan gunakan lagi.
Penting untuk mencuci tangan, peralatan, dan meja dapur dengan air sabun panas sebelum dan setelah menangani telur mentah.
Baca Juga: Stop Buang Cangkang Telur Mulai Sekarang! Ternyata Mengandung Banyak Kalsium dan Bisa Dimakan
Olahlah telur dengan cara merebus, menggoreng, atau memanggang.
Jangan lupa untuk selalu masak putih telur sampai matang dan pastikan kuning telurnya keras.
(*)