Laporan Wartawan Grid.ID, Nisrina Khoirunnisa
Grid.ID - Peristiwa bom yang meledak di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3/2021) menjadi kekhawatiran baru bagi banyak pihak.
Pasalnya, bom yang meledak tersebut terjadi saat umat Kristiani melakukan ibadah Minggu Palma.
Dilansir dari Makassar.tribunnews.com, Minggu Palma adalah hari peringatan dalam liturgi gereja Kristen yang jatuh pada hari Minggu sebelum perayaan Paskah.
Kronologis kejadian bom yang meledak diperkirakan terjadi pada pukul 10.30 WITA.
Pastor Wilhelminus Tulak yang memimpin doa Minggu pada gereja tersebut memberi keterangan.
Tepat setelah selesai ibadah kedua, seorang pelaku bom bunuh diri hendak masuk ke gereja.
Namun, pihak keamanan menahan pelaku tersebut.
Tiba-tiba, bom langsung meledak saat pelaku tertahan di pintu gerbang.
Dari kejadian ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi tanggapan atas terjadinya ledakan bom di depan Gereja Katedral.
Dilansir dari Kompas.com, Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas menyebut pelaku bom bunuh diri di Makassar membuat polemik baru di masyarakat.
Anwar khawatir banyak masyarakat yang takut dengan kejadian bom yang meledak di depan Gereja Katedral, Makassar.
"Tindakan ini jelas-jelas tidak bisa ditolerir karena jelas-jelas sangat tidak manusiawi dan sangat-bertentangan dengan nilai-nilai dari ajaran agama mana pun yang diakui di negeri ini," ujar Anwar dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
MUI pun sudah memberi instruksi kepada pihak berwajib untuk lekas mengusut dalang di balik peristiwa bom bunuh diri tersebut.
Anwar pun tidak ingin kejadian bom bunuh diri ini dikaitkan dengan suku maupun agama tertentu di Indonesia.
"Karena hal demikian akan semakin membuat rumit dan keruhnya suasana," pungkas Anwar.
(*)