Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri A
Grid.ID - Setelah cukup menghebohkan warga di Tanah Air, aksi bom bunuh diri di Makassar akhirnya mulai terusut.
Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan memastikan teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dilakukan dua orang.
Di mana kedua pelaku mulanya datang menggunakan sepeda motor dan berboncengan.
Diwartakan dari Kompas.com, keduanya merupakan seorang laki-laki dan perempuan.
Tewas akibat ledakan bom yang dibawa, keduanya telah ditemukan dan diamankan dalam kondisi yang sangat mengenaskan.
"Yang satu itu, yang laki-laki masih menempel di motornya, yang lebih parah lagi kondisinya ini yang perempuan," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulawesi Selatan Kombes Pol E Zulpan di Makassar, Minggu (29/3/2021).
Dikarenakan kondisi jenazah hancur, sampai saat ini polisi masih terus melakukan identifikasi lebih lanjut.
Diserahkan pada Tim Inafis dan DVI Polri, Kombes Pol E Zulpan mengakui pihak berwajib masih terus meneliti berbagai potongan tubuh pelaku.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kini telah mengungkapkan identitas pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan tersebut.
Diwartakan dari Tribunnews.com, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebutkan pelaku laki-laki memiliki identitas L.
Sementara pelaku perempuan, sampai saat ini masih terus dilakukan identifikasi.
Menurut keterangan yang dibagikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, kedua pelaku merupakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Dimana kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) itu diketahui pernah melakukan aksi serupa di Jolo, Filipina.
"Pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo, Filipina," ujarnya, Senin (29/3/2021), dilansir Tribunnews.com.
Sebelumnya, Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyebut JAD terstruktur secara virtual.
Melalui media sosial, kelompok JAD ini akan memberi kabar satu dengan yang lain apabila akan melakukan aksi.
Baca Juga: Lindungi Rambut dari Panas dan Atasi Kerusakan Akibat Catokan, Gunakan Serum Ini!
Dedi juga mengatakan kelompok JAD telah memanfaatkan aplikasi Telegram untuk saling berkirim pesan.
"Intensitas komunikasinya di media sosial terstruktur dan sistematis," ujarnya pada Senin (14/10/2019) lalu, yang saat itu menjabat Karopenmas Divisi Humas Polri.
"Kalau mau melakukan amaliyah, mereka akan sampaikan di Telegram maupun media sosial lainnya. Misalnya 'Saya akan melakukan amaliyah pada hari ini',"
"Dia cukup men-declare akan melakukan amaliyah, mohon doanya, langsung dilakukan," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, imbas dari bom bunuh diri di Gereja Katedral itu telah mengakibatkan 20 korban.
Dimana 20 korban tersebut mengalami luka-luka dan beberapa diantaranya harus dirawat di sejumlah rumah sakit.
Hanya saja, beberapa di antaranya pun sudah diperbolehkan pulang karena mengalami luka ringan.
"Sampai saat ini di RS Bhayangkara ada 7, Siloam 4, dan sisanya di RS lainnya. Total 20 orang," jelasnya, Minggu (28/3/2021).
"Kondisi korban ada luka berat dan sedang. Kalau yang ringan sempat diberikan pengobatan ada yang rawat jalan dia sudah pulang," pungkasnya.
(*)