Mengompol atau enuresis memang umum terjadi pada anak-anak.
Menurut Dr. Matthew Ruderman, PhD, seorang psikolog knilis di Pusat Pengembangan Anak dan Keluarga di Saint John yang dikutip dari Kompas.com, ada dua jenis enuresis yaitu enuresis primer dan sekunder.
Enuresis primer adalah ketika anak mengompol di malam hari sejak usia muda, sekurangnya dua kali dalam seminggu.
Biasanya hal ini didasari riwayat keluarga, keterlambatan perkembangan, masalah fisiologis, ataupun psikologis.
Sedangkan enuresis sekunder adalah kekambuhan mengompol setelah enam bulan hingga satu tahun lebih mampu mengontrol kandung kemih dan tidak mengompol di malam hari.
"Ini lebih mungkin terkait dengan tekanan emosional, seperti depresi, kecemasan, gangguan hiperaktif defisit perhatian, trauma, atau pelecehan," kata Ruderman yang dikutip dari Kompas.com.
Selain itu, menurut psikoterapis keluarga sekaligus penulis “The Self-Aware Parent”, Dr. Fran Walfish, tingkat kecemasan anak juga menentukan.
“Banyak anak yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi di siang hari sering kali 'melepaskan' dan bersantai saat tidur, lalu mengompol,” kata Walfish yang dikuti Kompas.com.
Baca Juga: 4 Makanan yang Bisa Atasi Kebiasaan Mengompol Anak, Ibu Wajib Tahu nih