Banyak wanita memiliki kista di rahimnya tanpa gejala dan bisa hilang dengan sendirinya dalam hitungan bulan.
Namun, ada kalanya kista pecah dan menimbulkan gejala komplikasi serius.
Terdapat beberapa penyebab kista di rahim, di antaranya:
1. Faktor hormonal
Menurut Women's Health, penyakit kista dapat disebabkan oleh faktor hormonal.
Jenis kista yang biasanya berkembang karena perubahan hormon adalah kista fungsional yang muncul sebagai bagian dari siklus menstruasi.
Melansir Mayo Clinic, indung telur atau ovarium secara alami membentuk struktur mirip kista yang disebut folikel setiap bulan.
Folikel ini bertugas memproduksi hormon estrogen dan progesteron, serta melepaskan sel telur saat wanita berovulasi.
Apabila folikel terus tumbuh di luar siklus bulanan, terbentuklah kista fungsional.
Kista fungsional biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan rasa sakit, dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam tiga siklus menstruasi.
2. Efek samping obat terapi kesuburan
Penggunaan obat tertentu yang memengaruhi perubahan hormon juga bisa memicu kista di rahim.
Salah satunya, efek penggunaan obat untuk terapi kesuburan yang membantu wanita berovulasi.
Kendati penggunaan obat tertentu memiliki efek samping memicu kista, para wanita tidak perlu khawatir.
Konsultasikan dengan dokter terkait perawatan yang tepat untuk meminimalkan efek samping tersebut.
Endometriosis adalah munculnya jaringan selaput lendir rahim di luar rongga rahim atau uterus.
Wanita yang memiliki endometriosis lebih rentan mengalami kista di indung telurnya.
Kondisi ini disebut endometrioma.
Jaringan endometriosis bisa menempel pada indung telur dan tumbuh membesar.
Jenis kista ini biasanya menimbulkan gejala nyeri, terutama saat berhubungan seks dan selama menstruasi.