Yang mengkhawatirkan dari mutasi virus Corona E484K disebut dapat memengaruhi efikasi vaksin.
"Hipotesis dari sejumlah ilmuwan dunia, mutasi E484K yang terjadi secara terpisah di sejumlah negara merupakan evolutif SARS-CoV-2 dalam setahun terakhir. Mutasi ini menjadi perhatian karena sejumlah penelitian menunjukkan E484K menurunkan kemampuan antibodi terhadap virus ini,"
Demikian yang dikatakan Riza Arief Putranto, peneliti genomik molekuler dari Aligning Bioinformatic dan anggota konsorsium Covid-19 Genomics UK pada Senin (29/3/2021) dilansir Kompas.id via Kompas.com.
Namun, Nadia menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 yang ada saat ini masih dinilai efektif untuk membangun antibodi.
"Dari dugaan dapat memengaruhi efikasi vaksin, tetapi dari studi di Afrika Selatan semua vaksin masih efektif sampai saat ini," ujarnya.
Bukan hanya itu, mengutip Tribunnews.com, mutasi virus Corona E484K ini juga disebut lebih mudah menular.
"Mutasi E484K yang terjadi pada protein spike adalah mutasi yang sama seperti ditemukan pada varian Afsel atau Brazil," kata Wiku dalam Konferensi Pers virtual pada Senin (5/4/2021) yang dikutip dari Tribunnews.com.