Grid.ID - Siapa yang tak iri melihat nominal gaji Merry, asisten Raffi Ahmad yang ikut dikenal publik.
Bertahun-tahun setia mendampingi Raffi Ahmad hingga punya gaji fantastis, siapa sangka Merry simpan masa lalu kelam.
Jauh sebelum merantau ke ibukota dan menjadi asisten artis papan atas, Merry harus berjuang banting tulang bersama sang ibu berjualan garam.
Baca Juga: Resep Bikin Sapi Lada Hitam Seenak Sajian Makanan Restoran, Ada Tipsnya Supaya Daging Empuk!
Hal itu dilakukan Merry demi mendapatkan uang untuk sesuap nasi.
Di manapun berada, Merry selalu ingin jadi orang yang tidak pernah lupa dengan asal-usulnya.
Meskipun kini sudah memiliki penghasilan, Merry tak lupa bagaimana dulu dirinya harus membantu ibu bekerja.
Merry pun bersyukur di usia dewasa ini dirinya sudah bisa menjadi tulang punggung keluarga.
"Saya dibilang jadi tulang punggung keluarga, alhamdulilah. Saya bersyukur untuk itu," dikutip dari tayangan Youtube Rans Entertainment pada Minggu (7/4/2019).
Bahkan, sejak masih di bangku madrasah, ia sudah membantu sang ibu berjualan.
"Pernah dulu itu ibu mau dagang, sama tetangga yang dagangnya dipanggul gitu,"
"Saya ikut ke pasar mulai jam setengah dua pagi, bawa obor jalan ke pasar,"
"Dulu kan gak ada mobil, ibuku dagang garam di pasar itu,"
"Ibu selalu ngomong, kalau saya bawa kamu nak, dagangan saya laris," ungkap Merry sambil terisak tak kuasa menahan tangis.
"Waktu itu saya masih madrasah. Saya bawa obor malam-malam, dan pasarnya jauh,"
"Saat itu juga kebetulan hanya garam yang bisa dijual,"
"Ibu sempat bilang, nak kamu duduk di sini ya, ini garam kamu. Ibu duduk di situ ya nak, sambil melihat kamu. Takutnya nanti kamu kenapa-kenapa sama orang,"
"Itu yang saya gak pernah bisa lupa," ungkapnya.
Baca Juga: Terlihat Bruntusan, Pevita Pearce Pamer Kondisi Wajah Aslinya Tanpa Makeup
"Saya habis jualan garam itu, kalau udah selesai laku duluan sama ibu dibelikan lontong yang dicampur sama tauge. Saya disuruh makan duluan," imbuhnya.
Merantau jauh dari keluarga, Merry tak pernah lupa pesan ibunya.
"Ibu cuma bilang, misal merantau jauh dari ibu jangan aneh-aneh, gak boleh yang nakal-nakal,"
"Kamu kan sudah ibu sekolahkan di pesantren, kamu sudah punya bekal, kamu tau mana baik dan buruk,"
"Yang buruk dijauhi, yang baik ya dilakukan supaya kamu jadi orang sukses," ungkap Merry menirukan kata-kata ibunya.
Meskipun tinggal jauh dari sang ibu, Merry selalu berusaha menyempatkan waktunya untuk menjalin komunikasi.
Minimal ia akan menghubungi sang ibu sehari sekali, kadang dipagi hari atau malam lepas maghrib.
(*)
(Grid.ID/Nesiana Yuko Argina)
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Sambil Bercucur Air Mata, Merry Ungkap Kenangan Pahit Saat Jual Garam Bersama Sang Ibu