"Kami dari awal sudah sepakat dan menyadari bahwa kehidupan di atas panggung kental dengan lampu sorot, tepuk tangan dan riuhnya penonton, kami yakin ada kompensasi akan hal itu terhadap diri kami, lalu kami sepakat 'biasa aja yuk'," ujar Arda.
Arda dan Tantri mengakui bahwa keduanya memikul beban berat sebagai publik figur yang harus menghibur semua orang lewat pekerjaannya sebagai vokalis.
Namun, Arda dan Tantri sadar jerih payahnya belum tentu bisa menyenangkan semua orang.
"Kami dari awal juga telah menyadari di pundak kita ada beban besar menyenangkan orang lain, padahal mustahil pekerjaan menyenangkan semua orang," imbuh Arda.
Tentu tak mudah menghadapi persaingan di dunia musik yang sangat cepat arusnya, Arda dan Tantri menyadari situasi tersebut bisa membuatnya stres.
"Di era yang serba maju dan cepat ini semua sedang berlomba-lomba menjadi yang pertama, rentan stres karena tidak sesuai ekspektasi, padahal goal-nya gak cuma hanya di sana," tambah Arda.
Temui kesepakatan antara dirinya dan Tantri, Arda dan sang istri memutuskan untuk menikmati hidup dengan santai tanpa ada paksaan untuk menghibur orang lain.
"Lebih dalam lagi kami mempertanyakan diri kami apakah yang kita jalani menyenangkan? Kami sepakat bilang 'sangat menyenangkan'," lanjut Arda.
Tak ketinggalan, Arda mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Tantri yang tetap setia menemaninya saat suka maupun duka.
"Terima kasih diriku, terima kasih dirimu @tantrisyalindri masih setia menjadi diri sendiri, kebahagiaan yang tidak tergantung orang lain," tukas Arda.
(*)