Find Us On Social Media :

Buah Ciplukan yang Dihargai Rp 500 Ribu Sekilo Kini Jadi Buruan, Inilah Segudang Khasiat Buah yang Dulu Tumbuh Liar di Pedesaan

By None, Kamis, 8 April 2021 | 15:09 WIB

Buah Ciplukan yang Dihargai Rp 500 Ribu Sekilo Kini Jadi Buruan, Inilah Segudang Khasiat Buah yang Dulu Tumbuh Liar di Pedesaan

Ia didatangkan oleh orang Spanyol pada zaman penjajahan abad XVII, ketika orang VOC masih merajalela bersaing dengan orang Spanyol dan Portugis menjajah bangsa kita.

Diduga yang berkenalan pertama kali dengan tanaman bawaan ini ialah orang Maluku (yang menyebutnya daun boba), dan Minahasa (yang menyebutnya leietokan), karena merekalah yang pertama kali dilanda penjajah Spanyol dari Filipina.

Dari Maluku, ada yang kemudian mengenalkannya ke Jakarta (sebagai cecenet), Jepara (sebagai ceplukan), Bali (keceplokan), dan Lombok (dededes). Dari Jakarta baru diperkenalkan ke Sumatra Timur (sebagai leletop).

Jenis yang mula-mula datang ialah Physalis angulata dan Physalis minima, yang kemudian tumbuh merajalela sebagai gulma di ladang kering, kebun buah-buahan, di antara semak belukar, dan tepi jalan.

Baca Juga: Punya Harga Fantastis, Tumbuhan Seribu Manfaat Ini Bisa Sembuhkan Kanker dan Epilepsi

Bersama dengan itu dimasukkan pula sebagai tanaman hias Physalis peruviana dari daerah pegunungan Peru.

Berbeda dengan jenis angulata dan minima, ceplukan Peru ini berupa terna menahun yang bisa hidup lebih dari satu musim.

Ia mudah dibedakan dari jenis yang lain karena bunganya mencolok sekali lebih besar, dengan bintik-bintik cokelat tua.

Karena besarnya inilah ia di daerah Parahyangan disebut cecenet badak, dan cecenet gunung (karena hanya mau tumbuh di pegunungan).

Baca Juga: Buah Ciplukan, Dulu Diabaikan kini Diburu Karena Khasiat dan Harganya yang Fantastis!