Adrian mengatakan industri stroberi di Queensland memerlukan sekitar tujuh ribu pekerja untuk membantu pemetikan.
"Kami mencari siapa saja yang mau datang untuk bekerja," katanya.
"Memang pekerjaan ini tidak cocok untuk semua orang dan ketika datang, kita belum tentu berhasil. Namun kami sendiri kadang terkejut dengan keterampilan orang yang datang untuk bekerja."
Keselamatan lebih penting
Tawaran hadiah uang mungkin bisa menarik minat pekerja.
Namun industri hortikultura, seperti stroberi, dulunya tidak menjadi pilihan banyak orang karena buruknya kondisi para pekerja dan bayaran yang tidak layak.
Menurut Adrian berbagai upaya sudah dilakukan untuk memastikan tidak adanya lagi eksplotasi pada para pemetik buah.
Orang yang tertarik bekerja akan diizinkan untuk mengecek ladang sebelum mendaftar.
Baca Juga: Angkat Betrand Peto di Usia 14 Tahun, Sarwendah Ngaku Sempet Bingung Urus Anak ABG : Harus Gimana ya
Jika di masa percobaan mereka tidak meyakinkan calon pekerja atau pemberi kerja, mereka dapat mencoba ladang lain.
"Apa yang sudah kami lakukan adalah mengumpulkan berbagai informasi, sehingga bila Anda tidak suka bekerja di satu pertanian atau mendapatkan perlakuan buruk, maka Anda tahu harus melapor kemana," kata Schultz lagi.
"Semua informasi ini akan tersedia dan dalam enam bahasa berbeda. Jadi mudah-mudahan mencakup semua yang ada."
Para petani di kawasan Sunshine Coast dan Wide Bay di Queensland kini mulai menanam stroberi yang akan dipanen pada musim dingin beberapa bulan mendatang.
Salah seorang di antaranya adalah Brendan Hoyle, yang mengatakan dia hanya menanam sekitar 60 persen dari apa yang biasanya dilakukan di tahun-tahun sebelumnya.
Brendan Hoyle mengatakan dia menanam lebih sedikit tahun ini karena kekhawatiran tidak cukup pekerja untuk memanen.
"Ini masa-masa yang sulit," katanya.
"Kami mengambil sikap berhati-hati guna memastikan kami bisa memanen seluruh tanaman yang ada."
Brendan mengatakan tahun ini banyak hal yang berubah dari sebelumnya.
"Biaya panen dan juga untuk membungkus produk meningkat," katanya.
Namun, kolaborasi ini telah mendatangkan keuntungan yang tidak terduga. Brendan juga mengatakan para petani bisa saling berbagi tenaga kerja.
"Biasanya kami hanya sibuk dengan diri sendiri, namun dengan situasi sulit seperti sekarang ini, kami mencoba membantu yang lain.
"Karena kami berada dalam situasi yang sama."
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dibuka Lowongan Jadi Petani Stroberi di Australia, Upah Rp 1 Miliar"
(*)