Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Audi Marissa baru saja melahirkan buah hati pertamanya dengan Anthony Xie pada Rabu (7/4/2021) secara prematur.
Tentunya ini mengejutkan banyak warganet sebab aktris berusia 25 tahun ini tidak terlihat mengalami masalah pada kandungannya.
Usut punya usut, ternyata satu penyebab Audi Marissa harus melahirkan secara prematur adalah bayi di dalam kandungannya sempat tidak menunjukkan pergerakan.
“Audi waktu di rumah bilang, 'Kok aku enggak ngerasain bayi ya, dari kapan, dari siang'. Terus saat itu juga aku langsung tanya dokter, 'Dok kalau bayi enggak bergerak lama itu normal apa enggak ya' terus dokter bilang enggak normal,” kata Anthony dalam YouTube KH Infotainment, Kamis (8/4/2021) yang dikutip dari Kompas.com.
Untungnya, ketika diperiksakan ke rumah sakit, detak jantung bayi di dalam kandungan Audi masih terdeteksi meskipun bayi tidak bergerak sama sekali.
Awalnya, dokter menduga bahwa si bayi mungkin kurang gula hingga akhirnya dokter menyebutkan bahwa bayi bisa saja terlilit ari-ari.
Tanpa menunggu lagi, Audi dan Anthony pun meminta dokter untuk segera mengambil tindakan dengan operasi caesar meskipun umur kandungan masih 31 minggu 4 hari.
Memasuki trimester ketiga, gerak janin memang jauh lebih aktif dibandingkan dengan trimester pertama dan kedua.
Bayi akan menendang hingga meninju dari dalam perut ibu sehingga tidak jarang membuat ibu merasa sakit hingga cegukan.
Nah, jika ibu tidak merasakan gerak janin padahal sebelumnya janin aktif, maka ibu harus curiga.
Cobalah untuk menepuk lembut perut ataupun mengusap sambil memanggil sang kecil di dalam perut.
Jika masih tidak merespons, ibu harus segera memeriksakan kandungan ke dokter karena ditakutkan bayi mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen.
Melansir GridHealth.id, Dr. dr. Taufik Jamaan, Sp.OG, dokter kandungan menyebutkan, kondisi hipoksia ini terjadi karena janin terlilit tali pusat atau air ketuban yang sedikit.
Hipoksia ini bisa terjadi pada trimester manapun, namun seringnya terjadi pada trimester kedua dan ketika ketika janin sudah aktif bergerak.
Biasanya gerakan bayi terasa tidak beraturan, seolah bayi sedang memberontak melepaskan diri dari sesuatu yang menyiksanya seperti lilitan tali pusat.
Kondisi ini sangat membahayakan janin sehingga dokter harus berusaha untuk menanganinya kurang dari dua jam untuk menyelamatkan bayi.
“Untuk mengetahuinya biasanya dilakukan pantauan dengan USG. Bila diketahui terjadi hipoksia berat/gawat janin maka harus segera ditangani kurang dari 2 jam supaya nyawa janin bisa diselamatkan,” papar Taufik yang dikutip dari GridHealth.id.
Meski begitu, ada juga kasus di mana bayi yang terlilit tali pusat tidak menyebabkan hipoksia sehingga dokter tidak perlu melakukan tindakan besar seperti operasi.
Baca Juga: Ini Kebiasaan yang Jadi Penyebab Keguguran dan Jarang Bumil Sadari, Hati-hati!
Jika kondisinya demikian, ibu harus waspada karena janin lebih berisiko mengalami hipoksia di masa yang akan datang.
Selain itu, hipoksia juga bisa disebabkan oleh kondisi fisik ibu seperti serangan jantung, tekanan darah tinggi, gangguan napas berat, dan kekurangan gizi yang menyebabkan suplai oksigen bayi berkurang.
Untuk itu, penting untuk ibu mengamati gerak bayi di dalam kandungan karena hanya ibu yang mengetahui dan merasakan apakah janin dalam kondisi baik atau tidak.
(*)