Laporan Wartawan Grid.ID, Bella Ayu Kurnia Putri
Grid.ID - Bencana alam yang terjadi di NTT membuat masyarakat Indonesia menjadi prihatin.
Sebagaimana diketahui, Nusa Tenggara Timur telah diterjang banjir bandang dan juga tanah longsor.
Presiden Republik Indonesia, yakni Joko Widodo kemudian bertolak ke Nusa Tenggara Timur untuk melihat secara langsung bagaimana kondisi wilayah tersebut.
Kunjungan Presiden Jokowi di NTT tentu mengundang perhatian warga setempat.
Apalagi ada sebuah kejadian menyentuh yang terjadi antara Presiden Jokowi dan salah satu korban bencana alam di sana.
Kejadian itu diunggah dalam akun Instagram @jokowi, Jumat (9/10/2021), orang nomor 1 di Indonesia itu terlihat memberikan jaket yang saat itu sedang dikenakannya kepada salah satu korban yang bernama Fransiskus.
"Jaket saya ini untuk Fransiskus, anak muda Lembata, Nusa Tenggara Timur, salah satu korban bencana longsor dan banjir bandang yang saya temui di lokasi, siang ini," tulis akun @jokowi dikutip Grid.ID.
Kemudian melansir dari kompas.com, Fransiskus ternyata adalah pemuda yang berasal dari Desa Tapolangun, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Saat hendak diberi jaket, saat itu Fransiskus ternyata sedang berdiri di dekat Presiden Jokowi berjalan.
Setelah itu, Presiden Jokowi menyadari kehadiran Fransiskus dan kemudian memanggilnya.
Sesungguhnya, Fransiskus tidak mempunyai niatan untuk meminta jaket yang dipakai Presiden Jokowi, melainkan dirinya hanya ingin berfoto dengan pemimpin negara tersebut.
"Awalnya bapak Presiden tunjuk saya. Ditunjuk dulu, baru beliau panggil saya. Lalu beliau pakaikan jaket ini ke saya," tutur Fransiskus dikutip Grid.ID dari kompas.com.
Mendapat jaket dari Jokowi, Fransiskus merasa kaget dan juga senang bukan main.
"Saya kaget beliau panggil lalu buka jaket dan memakai ke saya. Perasaan saya tentu sangat senang dan senang sekali," imbuhnya.
Fransiskus berujar bahwa jaket itu akan ia simpan dan dijadikan kenangan, bahkan pemuda asal NTT ini mengaku tidak akan mencuci jaket tersebut.
"Tidak akan dicuci," pungkasnya.
(*)