Baca Juga: Waspada Investasi Bodong dengan Keuntungan Tinggi, Simak Cara Membedakan Asli Atau Palsunya di Sini!
Pastikan cicilan rumah per bulan tidak melebihi 35 persen penghasilan
Bank pemberi cicilan mungkin akan mengajukan cicilan sebesar 50 persen dari pengasilan kamu tiap bulannya.
Namun, idealnya, sebuah cicilan tidak boleh melebihi 35 persen dari penghasilan bulanan.
Hal ini dimaksudkan agar kamu tidak terlalu keberatan apalagi sampai harus mengurangi pengeluaran kebutuhan pokok, asuransi, maupun investasi untuk dialokasikan ke dalam cicilan.
Pastikan kamu dan keluarga tetap terlindungi
Kematian bisa saja menghampiri kita dalam waktu yang tidak diduga, termasuk ketika cicilan rumah belum lunas.
Supaya tidak meninggalkan utang pada keluarga, lindungilah dirimu dan keluargamu dengan asuransi jiwa.
Pada umumnya, setiap KPR telah dilengkapi dengan asuransi jiwa demi memitigasi risiko debitur yang bisa meninggal sewaktu-waktu.
Untuk itu, pilihlah asuransi dengan uang pertanggungan yang bisa menutupi semua cicilan kamu atau setidaknya dua kali dari hutang tertunggak yang kita miliki.
Tidak terburu-buru mempercepat pelunasan
Melunasi cicilan atau hutang lebih awal bukan hanya membuat kamu harus memerlukan uang yang lebih banyak, tapi juga membuat kamu kekurangan likuiditas atau aset lancar.
Perlu dipahami bahwa untuk keuangan yang sehat, jumlah aset lancar yang ideal adalah 15 hingga 20 persen dari total kekayaan bersih.
Nah, keberadaan rumah tentu akan menambahkan nilai aset yang juga akan memengaruhi nilai kekayaan bersih.
Semakin tinggi kekayaan bersih, maka semakin besar pula aset lancar yang harus dimiliki.
(*)