Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID - Memiliki rumah mungkin terdengar seperti mimpi bagi sebagian orang, apalagi bagi generasi milenial.
Bagaimana tidak? Harga rumah bahkan bisa mencapai 100 hingga 1000 kali lipat dari gaji bulanan seorang pegawai biasa.
Apalagi, setiap tahunnya harga rumah selalu naik, bahkan di masa pandemi seperti sekarang ini.
Baca Juga: 6 Tips Beli Rumah dengan Gaji UMR, Cocok Banget Buat Milenial Nih!
Mengutip Kontan.co.id, berdasarkan riset yang dilakukan Lifepal terhadap data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI), tidak menutup kemungkinan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang tidak memiliki rumah di masa mendatang akan semakin bertambah.
Nah, untuk kamu yang bermimpi untuk memiliki hunian sendiri dengan gaji karyawan, KPR atau Kredit Perumahan Rakyat mungkin bisa menjadi solusinya.
Tapi sebelum kamu memutuskan untuk membeli rumah KPR, yuk simak tips dari Kompas.com berikut ini.
Baca Juga: Ingin Segera Punya Rumah? Yuk Ikuti Simulasi KPR di 4 Bank BUMN, Gampang!
Pahami terlebih dahulu, apakah kamu layak mencicil rumah?
Tak dapat dipungkiri bahwa untuk mengajukan KPR ke bank, kamu perlu menyeleksi diri sendiri mengenai kemampuan keuangan dalam mencicil rumah.
Oleh karena itu, ketahuilah bahwa rasio hutang berbanding aset milikmu untuk menunjukkan berapa besar aset milik kita yang dibiayai utang.
Dengan membagi total utang dan total aset, kita bisa mendapatkan skor untuk rasio ini.
Adapun skor yang ideal adalah di bawah 50 persen.
Jangan berhutang jika tak ada dana darurat
Terlepas dari masa pandemi seperti sekarang ini, memiliki dana darurat adalah sebuah keharusan karena kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi di masa depan.
Untuk itu, sebelum memutuskan untuk membeli rumah KPR, pastikan bahwa kamu telah memiliki dana darurat hingga 3 samapi 6 kali pengeluaran bulanan.
Perlu diingat bahwa semakin banyak tanggungan atau semakin tinggi risiko pekerjaan, maka semakin besar pula kebutuhan dana darurat.
Investasikan dana untuk DP rumah
Ketahui dan targetkan kapan kamu akan membeli rumah dan berapa dana yang harus disiapkan untuk membayar uang mukanya (DP).
Dengan begitu, kamu bisa menginvestasikan secara rutin dana yang dimaksudkan untuk membayar DP.
Pilihlah instrumen investasi rendah risiko dan memiliki imbal hasil tetap yang tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar.
Baca Juga: Waspada Investasi Bodong dengan Keuntungan Tinggi, Simak Cara Membedakan Asli Atau Palsunya di Sini!
Pastikan cicilan rumah per bulan tidak melebihi 35 persen penghasilan
Bank pemberi cicilan mungkin akan mengajukan cicilan sebesar 50 persen dari pengasilan kamu tiap bulannya.
Namun, idealnya, sebuah cicilan tidak boleh melebihi 35 persen dari penghasilan bulanan.
Hal ini dimaksudkan agar kamu tidak terlalu keberatan apalagi sampai harus mengurangi pengeluaran kebutuhan pokok, asuransi, maupun investasi untuk dialokasikan ke dalam cicilan.
Pastikan kamu dan keluarga tetap terlindungi
Kematian bisa saja menghampiri kita dalam waktu yang tidak diduga, termasuk ketika cicilan rumah belum lunas.
Supaya tidak meninggalkan utang pada keluarga, lindungilah dirimu dan keluargamu dengan asuransi jiwa.
Pada umumnya, setiap KPR telah dilengkapi dengan asuransi jiwa demi memitigasi risiko debitur yang bisa meninggal sewaktu-waktu.
Untuk itu, pilihlah asuransi dengan uang pertanggungan yang bisa menutupi semua cicilan kamu atau setidaknya dua kali dari hutang tertunggak yang kita miliki.
Tidak terburu-buru mempercepat pelunasan
Melunasi cicilan atau hutang lebih awal bukan hanya membuat kamu harus memerlukan uang yang lebih banyak, tapi juga membuat kamu kekurangan likuiditas atau aset lancar.
Perlu dipahami bahwa untuk keuangan yang sehat, jumlah aset lancar yang ideal adalah 15 hingga 20 persen dari total kekayaan bersih.
Nah, keberadaan rumah tentu akan menambahkan nilai aset yang juga akan memengaruhi nilai kekayaan bersih.
Semakin tinggi kekayaan bersih, maka semakin besar pula aset lancar yang harus dimiliki.
(*)