Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Devano Danendra merupakan salah satu penyanyi muda di Tanah Air.
Terlihat sukses di usia belia, siapa sangka bahwa putra pedangdut Iis Dahlia itu pun pernah mengalami hal pahit dalam hidupnya.
Mengutip laman Kompas.com, akibat medapatkan perlakukan bullying, ia mengaku jadi punya rasa cemas berlebihan.
Hingga akhirnya, pria berumur 18 tahun ini membangun kepercayaan diri untuk bisa berani berbicara.
"Aku pengin sharing aja, enggak seenak itu punya anxiety (rasa cemas yang berlebih),” ujar Devano dalam kanal YouTube Vidi Aldiano.
Bahkan, Devano mengaku sampai merasa pusing ketika berada di mal.
Ia merasa seperti banyak orang sedang membicarakannya.
“Kayak jadi cemas dan takut berlebihan setiap saat dan ganggu aktivitas setiap hari. Mau nyanyi terganggu, kita mau ketemu orang banyak terganggu. Aku pernah ngerasain pada saat itu aku takut,” ucap Devano.
“Setiap aku ke mal aja aku pusing ketemu banyak orang. Terus ngerasa orang ngomongin aku yang enggak enggak gitu padahal sebenarnya enggak,” lanjutnya.
Perlahan, ia pun bangkit dan dibantu oleh kekasihnya, Naura Ayu yang juga seorang penyanyi.
“Naura. Enggak bisa dibohongi memang Naura yang ngebantu aku (untuk lepas dari kecemasan yang berlebih),” ucap Devano.
Mengalami kecemasan sesekali adalah bagian kehidupan yang normal.
Baca Juga: Sering Dilakukan dengan Sadar, 4 Kebiasaan Ini Bisa Menghancurkan Jalan Kesuksesanmu
Namun, orang dengan gangguan kecemasan seringkali memiliki kekhawatiran dan ketakutan yang intens, berlebihan dan terus-menerus tentang situasi sehari-hari.
Dilansir Grid.ID dari laman Mayo Clinic, bahkan, seringkali gangguan kecemasan melibatkan episode berulang dari perasaan tiba-tiba dari kecemasan, serta ketakutan intens atau teror yang mencapai puncaknya dalam beberapa menit (serangan panik).
Kamu mungkin menghindari tempat atau situasi untuk mencegah perasaan ini.
Baca Juga: Tips Mengelola Stres dan Kemarahan agar Kesehatan Mental Terjaga
Gejala dapat dimulai pada masa anak-anak atau remaja dan berlanjut hingga dewasa.
Contoh gangguan kecemasan termasuk gangguan kecemasan umum, gangguan kecemasan sosial (fobia sosial), fobia spesifik, dan gangguan kecemasan pemisahan.
Fatalnya, kita bisa mengalami lebih dari satu gangguan kecemasan.
Baca Juga: Tujuh Rahasia Menjaga Kesehatan Mental, Yuk Lakukan Mulai Hari Ini
Gejala
Tanda dan gejala kecemasan yang umum meliputi:
- Merasa gugup, gelisah atau tegang
- Memiliki perasaan akan bahaya, panik atau malapetaka yang akan datang
- Memiliki detak jantung yang meningkat
- Bernapas dengan cepat (hiperventilasi)
- Berkeringat
- Gemetaran
- Merasa lemah atau lelah
- Kesulitan berkonsentrasi atau memikirkan hal lain selain kekhawatiran saat ini
- Kesulitan tidur
- Mengalami masalah gastrointestinal (GI)
- Mengalami kesulitan mengendalikan kekhawatiran
- Memiliki dorongan untuk menghindari hal-hal yang memicu kecemasan
Baca Juga: Aurelia Moeremans Sempat Mengalami Kleptomania Semasa Kecil, Apa Itu Kleptomania?
Pengalaman hidup seperti kejadian traumatis juga memicu gangguan kecemasan pada orang yang sudah rentan mengalami kecemasan.
Sifat yang diwariskan juga bisa menjadi faktor.
Bagi sebagian orang, kecemasan mungkin terkait dengan masalah kesehatan yang mendasarinya.
Baca Juga: Ini 5 Bahaya Makan Tengah Malam yang Harus Kamu Tahu, Termasuk Ganggu Kesehatan Mental
Dalam beberapa kasus, tanda dan gejala kecemasan adalah indikator pertama dari suatu penyakit medis.
Jika dokter mencurigai kecemasan mungkin disebabkan oleh medis, orang tersebut mungkin harus melakukan tes untuk mencari tanda-tanda masalah.
Contoh masalah medis yang dapat dikaitkan dengan kecemasan seperti penyakit jantung, diabetes, masalah tiroid, gangguan pernapasan, penyalahgunaan atau penarikan obat, penarikan dari alkohol atau obat lain, nyeri kronis atau sindrom iritasi usus besar, hingga tumor langka.
Baca Juga: Percaya Nggak Percaya! Stres Punya Manfaat Buat Tubuh Loh, Apalagi Untuk Bumil
Terkadang kecemasan juga bisa menjadi efek samping dari obat-obatan tertentu.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan:
1. Trauma: Anak-anak yang mengalami pelecehan atau trauma akan berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kecemasan di beberapa titik dalam hidup. Orang dewasa yang mengalami peristiwa traumatis juga dapat mengembangkan gangguan kecemasan.
2. Stres karena suatu penyakit: Memiliki kondisi kesehatan atau penyakit serius dapat menyebabkan kekhawatiran yang signifikan tentang masalah seperti perawatan dan masa depan.
3. Penumpukan stres: Peristiwa besar atau penumpukan situasi kehidupan stres yang lebih kecil dapat memicu kecemasan yang berlebihan. Misalnya, kematian dalam keluarga, stres kerja, atau kekhawatiran berkelanjutan tentang keuangan.
4. Kepribadian: Orang dengan tipe kepribadian tertentu lebih rentan mengalami gangguan kecemasan dibandingkan orang lain.
5. Gangguan kesehatan mental lain: Orang dengan gangguan kesehatan mental lainnya, seperti depresi, seringkali juga mengalami gangguan kecemasan.
6. Riwayat keluarga: Gangguan kecemasan bisa diturunkan dalam keluarga.
7. Obat-obatan atau alkohol: Penggunaan narkoba atau alkohol, penyalahgunaan atau penarikannya dapat menyebabkan kecemasan.
Tidak ada cara untuk memprediksi dengan pasti apa yang akan menyebabkan seseorang mengalami gangguan kecemasan, tetapi kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak gejala jika merasa cemas, seperti cari bantuan lebih awal, tetap aktif dalam kehidupan sosial, dan hindari penggunaan alkohol.
(*)