Jika emosi tinggi, maka tangisan terjadi.
Lantas, kapan menangis saat hamil menjadi masalah yang lebih serius?
Meskipun perubahan emosi dan waktu menangis adalah hal yang wajar dalam kehamilan, menangis juga bisa menjadi gejala masalah kesehatan mental yang lebih serius, seperti depresi.
Sebagai pedoman umum, depresi juga akan memicu gejala lain, tidak hanya menangis.
Gejala-gejala tersebut seperti kesulitan berkonsentrasi, kehilangan selera makan, kehilangan minat pada aktivitas favorit, perasaan tidak berharga, perasaan bersalah, tidur terlalu banyak, tidur terlalu sedikit, hingga pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
Baca Juga: Cut Meyriska Bingung Mual karena Hamil atau Sakit Maag, Ini Cara Membedakannya
Terkadang, depresi selama kehamilan cepat berlalu dan hilang dengan sendirinya.
Tetapi jika gejala berlangsung selama 2 minggu atau lebih, segera bicarakan dengan dokter.
Sebenarnya, bumil tidak dapat mengontrol perubahan hormonal selama kehamilan.
Tetapi dapat mengambil langkah-langkah untuk membantu meringankan efek dari perubahan ini, atau paling tidak mengurangi tangisan.
Pertama, cobalah untuk tidur yang cukup.
Terlalu sedikit tidur dapat meningkatkan tingkat stress dan membuat lebih mudah tersinggung.
Baca Juga: Bumil dengan Mata Minus Tidak Boleh Melahirkan Normal? Cek Faktanya!
Usahakan untuk tidur setidaknya 7 sampai 9 jam setiap malam.
Aktif secara fisik, berbagi pengalaman dengan wanita hamil lain, dan tidak membebani diri sendiri juga bisa jadi solusi yang dilakukan.
Yakinlah bahwa menangis adalah hal yang normal, dan bagian kehamilan ini mungkin bukan hal yang perlu dikhawatirkan.
Tetapi jika merasa bahwa menangis lebih dari sekadar hormonal atau apabila ada masalah kesehatan mental, buatlah janji dengan dokter untuk medapatkan saran terbaik.
(*)