Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Pasangan artis Nagita Slavina dan Raffi Ahmad siap menyambut anak keduanya.
Sama seperti ibu hamil lainnya, ada beberapa perubahan yang dialami wanita berussia 33 tahun itu.
Mengutip laman Kompas.com, ternyata ia mengetahui kehamilannya bermula dari kecurigaan sang adik, Caca Tengker.
Caca Tengker meminta untuk periksa kehamilan karena perasaan Nagita sangat sensitif beberapa waktu belakangan.
Ia mendadak jadi lebih mudah menangis.
Awalnya, Nagita pun sempat tak mau saat Caca meminta untuk periksa kehamilan.
“Aku tahu di hari H datang bulan. Si Caca bawel banget (bilang gini), ‘Kak lu tes deh’ (jawab Nagita). ‘Siapa yang bilang hamil?’, ‘Ah enggak ah siapa yang bilang hamil. Belum telat (datang bulan)’. Si Caca feeling aja, ‘Lu tuh nangis mulu'," kata Nagita dalam salah satu video YouTube Ayu Dewi.
Hingga akhirnya, ibunda Rafathar ini pun melakukan tes kehamilan menggunakan test pack dan mendapati hasilnya positif.
“Kok nangis mulu. Habis marah-marah nangis terus, habis ini nangis, habis nonton nangis kayaknya lu ini deh. Enggak ah enggak mau test pack. Enggak apa-apa gue temenin ya sudah video call. Ya sudah hamil,” kata Nagita.
Sering menangis selama kehamilan ternyata merupakan hal umum.
Meskipun orang yang secara alami sentimental atau emosional, kamu mungkin akan lebih sering menangis selama kehamilan.
Emosi memang bagian normal dari kehamilan, tapi ada baiknya memahami alasan dari kondisi menangis tersebut.
Baca Juga: Ini 6 Persiapan Puasa Ramadhan Bagi Ibu Hamil Agar Bunda dan Bayi Sehat, Nomor 5 Paling Penting!
Grid.ID telah melansir dari laman Healthline alasan mengapa bumil kerap menangis berdasarkan usia kandungan.
Trimester pertama:
Setiap wanita berbeda, jadi beberapa wanita mungkin menangis selama kehamilan, sedangkan yang lain hanya menangis selama trimester pertama.
Menangis pada trimester pertama bukanlah hal yang aneh, mengingat pada saat itulah terjadi perubahan sekresi hormon.
Kadar estrogen dan progesteron yang lebih tinggi selama trimester pertama tampaknya bertanggung jawab atas beberapa perubahan suasana hati, yang ditandai dengan mudah tersinggung dan sedih.
Ditambah, kehamilan adalah perubahan besar dalam hidup.
Karena alasan ini, dikombinasikan dengan hormon yang berubah dengan cepat, tangisan selama trimester pertama mungkin disebabkan oleh perasaan bahagia yang ekstrim hingga kecemasan atau ketakutan bahwa sesuatu akan terjadi pada bayi.
Trimester kedua dan ketiga:
Pergeseran hormonal dapat berlanjut hingga trimester kedua dan ketiga.
Tubuh berubah dengan cepat, yang juga dapat meningkatkan tingkat kecemasan.
Akibatnya, beberapa wanita mungkin merasa lebih gelisah pada trimester kedua.
Baca Juga: Kunyit Tidak Boleh Dikonsumsi Berlebihan Oleh Orang dengan 3 Kondisi Ini, Termasuk Wanita Hamil
Jika demikian, stres dan frustrasi sehari-hari yang normal juga bisa memicu kondisi menangis.
Saat mendekati kelahiran, mungkin ada banyak hal yang kamu pikirkan.
Kamu harus menyelesaikan kamar untuk bayi, keuangan, dan persalinan mungkin membuat sedikit panik.
Baca Juga: Ibu Hamil Rentan Mengalami Varises pada Miss V, Apakah Berbahaya?
Orang tua pun akan memiliki tanggung jawab tambahan meskipun itu anak pertama atau bukan.
Ini bisa menjadi hal yang membuat stres.
Jika emosi tinggi, maka tangisan terjadi.
Lantas, kapan menangis saat hamil menjadi masalah yang lebih serius?
Meskipun perubahan emosi dan waktu menangis adalah hal yang wajar dalam kehamilan, menangis juga bisa menjadi gejala masalah kesehatan mental yang lebih serius, seperti depresi.
Sebagai pedoman umum, depresi juga akan memicu gejala lain, tidak hanya menangis.
Gejala-gejala tersebut seperti kesulitan berkonsentrasi, kehilangan selera makan, kehilangan minat pada aktivitas favorit, perasaan tidak berharga, perasaan bersalah, tidur terlalu banyak, tidur terlalu sedikit, hingga pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
Baca Juga: Cut Meyriska Bingung Mual karena Hamil atau Sakit Maag, Ini Cara Membedakannya
Terkadang, depresi selama kehamilan cepat berlalu dan hilang dengan sendirinya.
Tetapi jika gejala berlangsung selama 2 minggu atau lebih, segera bicarakan dengan dokter.
Sebenarnya, bumil tidak dapat mengontrol perubahan hormonal selama kehamilan.
Tetapi dapat mengambil langkah-langkah untuk membantu meringankan efek dari perubahan ini, atau paling tidak mengurangi tangisan.
Pertama, cobalah untuk tidur yang cukup.
Terlalu sedikit tidur dapat meningkatkan tingkat stress dan membuat lebih mudah tersinggung.
Baca Juga: Bumil dengan Mata Minus Tidak Boleh Melahirkan Normal? Cek Faktanya!
Usahakan untuk tidur setidaknya 7 sampai 9 jam setiap malam.
Aktif secara fisik, berbagi pengalaman dengan wanita hamil lain, dan tidak membebani diri sendiri juga bisa jadi solusi yang dilakukan.
Yakinlah bahwa menangis adalah hal yang normal, dan bagian kehamilan ini mungkin bukan hal yang perlu dikhawatirkan.
Tetapi jika merasa bahwa menangis lebih dari sekadar hormonal atau apabila ada masalah kesehatan mental, buatlah janji dengan dokter untuk medapatkan saran terbaik.
(*)