Komplikasi ini memiliki tingkatan keparahan yang bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.
Dan pada tingkatan yang berat, preeklampsia bisa sangat membahayakan dan berakibat fatal baik bagi ibu mapupun janin.
Pada bayi, bahaya preeklampsia bisa menyebabkan aliran darah yang mengalir ke plasenta menjadi terhambat sehingga bayi rentan lahir sangat kecil dan prematur.
Baca Juga: Didiagnosis Alami Preeklamsia, Tya Ariestya Mencoba Tetap Santai dan Produktif di Kehamilan Keduanya
Jika bayi sudah lahir, kondisi preeklampsia bisa menyebabkan bayi mengalami gangguan belajar, epilepsy, cerebral palsy, serta gangguan penglihatan dan pendengaran.
Sedangkan bahaya preeklampsia pada ibu hamil yang tidak bisa ditangani dapat menimbulkan komplikasi seperti stroke, kejang, penumpukan cairan di dada, pendarahan, kerusakan hati, dan gagal jantung.
Bahkan, preeklampsia bisa memisahkan plasenta terpisah dari rahim sehingga menyebabkan bayi meninggal saat lahir.
Untuk mendeteksi adanya gangguan preeklampsia pada ibu hamil, dokter sangat menyarankan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilannya.
Biasanya, ciri-ciri awal preeklampsia adalah tekanan darah yang naik sekitar 10 sampai 15 persen tanpa adanya riwayat hipertensi pada ibu hamil.
Baca Juga: Didiagnosis Alami Preeklamsia, Tya Ariestya Mencoba Tetap Santai dan Produktif di Kehamilan Keduanya