Find Us On Social Media :

Diduga Jadi Penyebab Ibu Kartini Meninggal, Ingat Lagi Bahaya Preeklampsia Pada Ibu Hamil!

By Ragillita Desyaningrum, Rabu, 21 April 2021 | 12:53 WIB

Dikenal dengan jasanya dalam memperjuangkan hak wanita Indonesia, Ibu Kartini harus tutup usia setelah melahirkan anaknya karena preeklampsia.

Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum

Grid.ID -  Raden Adjeng Kartini atau Ibu Kartini dikenal sebagai salah satu tokoh pahlawan wanita yang sangat berjasa untuk Indonesia.

Ibu Kartini yang lahir pada tanggal 21 April 1879 ini dikenal sebagai pelopor kebangkitan wanita Indonesia dan symbol emansipasi wanita.

Karena itulah masyarakat Indonesia merayakan Hari Kartini setiap tanggal 21 April demi mengenang selalu perjuangannya dalam memperjuangkan hak wanita.

Melansir Wikipedia.org via Gridhot.ID, perjuangan Kartini terhenti karena ia harus berpulang di usianya yang baru 25 tahunpada 17 September 1904.

Kartini meninggal empat hari setelah melahirkan anaknya dikarenakan penyakit preeklampsia yang dideritanya setelah melahirkan.

Preeklampsia merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada ibu hamil dan ditandai dengan meningkatnya tekanan darah ibu.

Baca Juga: Gendong Putra Bungsunya dengan Ungkap Sosok Atalia Praratya Sebagai Wanita Hebat, Ridwan Kamil Tuliskan Pesan Memmeringati Hari Kartini: Mari Bangkit Para Perempuan Hebat Indonesia

Melansir Kompas.com, komplikasi ini biasanya baru muncul setelah usia kandungan menginjak usia 20 minggu.

Meski begitu, pada beberapa kasus, preeklampsia juga bisa terjadi di akhir kehamilan atau tepat setelah ibu melahirkan.

Komplikasi ini memiliki tingkatan keparahan yang bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.

Dan pada tingkatan yang berat, preeklampsia bisa sangat membahayakan dan berakibat fatal baik bagi ibu mapupun janin.

Pada bayi, bahaya preeklampsia bisa menyebabkan aliran darah yang mengalir ke plasenta menjadi terhambat sehingga bayi rentan lahir sangat kecil dan prematur.

Baca Juga: Didiagnosis Alami Preeklamsia, Tya Ariestya Mencoba Tetap Santai dan Produktif di Kehamilan Keduanya

Jika bayi sudah lahir, kondisi preeklampsia bisa menyebabkan bayi mengalami gangguan belajar, epilepsy, cerebral palsy, serta gangguan penglihatan dan pendengaran.

Sedangkan bahaya preeklampsia pada ibu hamil yang tidak bisa ditangani dapat menimbulkan komplikasi seperti stroke, kejang, penumpukan cairan di dada, pendarahan, kerusakan hati, dan gagal jantung.

Bahkan, preeklampsia bisa memisahkan plasenta terpisah dari rahim sehingga menyebabkan bayi meninggal saat lahir.

Untuk mendeteksi adanya gangguan preeklampsia pada ibu hamil, dokter sangat menyarankan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilannya.

Biasanya, ciri-ciri awal preeklampsia adalah tekanan darah yang naik sekitar 10 sampai 15 persen tanpa adanya riwayat hipertensi pada ibu hamil.

Baca Juga: Didiagnosis Alami Preeklamsia, Tya Ariestya Mencoba Tetap Santai dan Produktif di Kehamilan Keduanya

Selain itu, ada juga beberapa gejala preeklampsia yang patut diwaspadai seperti:

- Tingginya protein dalam urin

- Sakit kepala parah

- Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur atau tidak nyaman saat melihat kedipan lampu

- Nyeri tepat di bawah tulang rusuk

- Mual dan muntah hebat

- Badan rasanya sangat tidak enak

- Kaki, wajah, tangan bengkak

- Berat badan naik drastis karena beberapa bagian tubuh bengkak

Nah, jika ibu hamil mengalami beberapa gejala di atas, jangan lupa untuk segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

(*)