Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma
Grid.ID - Betrand Peto kini tengah banyak dibicarakan netizen Tanah Air.
Bukan karena kariernya yang melejit, melainkan karena kehidupan masa lalu Betrand Peto yang cukup menyedihkan.
Betrand Peto merupakan anak dari pasangan orang tua yang bercerai.
Ia pun menghabiskan masa kecilnya dengan hidup bersama kakek dan nenek.
Selain bersekolah, anak yang kerap disapa Onyo itu juga turut membantu mencari nafkah dengan bejualan kue keliling.
Memiliki 1 kakak dan 1 adik, Betrand mengaku bahwa dirinya diperlakukan beda oleh orang tuanya.
Ia mengaku tak dibelikan pakaian ketika hari raya tiba, bahkan tak ditegur oleh kedua saudaranya jika berpapasan.
Ruben dan Sarwendah sebagai orang tua asuh tentu merasa perihatin.
Ia meminta Onyo untuk mengklarifikasi hal tersebut di depan kedua orang tuanya.
Melansir artikel Grid.ID sebelumnya, Ruben rela untuk melakukan hal tersebut demi kesehatan mental Onyo.
Setelah pengakuan demi pengakuan dilontarkan oleh kedua belah pihak, baik Onyo maupun orang tua kandungnya akhirnya saling meminta maaf.
Ferdy Peto, selaku ayah kandungnya mengakui kesalahan-kesalahannya yang dinilai tak adil dalam mengasuh Betrand.
"Saya katakan saya siap menanggung, saya siap menerima itu, Onyo punya hak untuk marah sama bapak, punya hak untuk benci bapak, karena bapak salah besar, bapak gagal," ujar Ferdy dikutip dari Youtube The Onsu Family, Kamis (22/4/2021).
Ia mengaku gagal dalam mendidik Onyo dan menegaskan kepada putra sulungnya untuk tidak menyalahkan diri sendiri.
Ferdy juga menegaskan bahwa semua ketidakadilan yang dirasakan oleh sang putra adalah karena dirinya tidak bisa membagi perhatian yang pas kepada ketiga anaknya.
"Bapak gagal mendidik dan mengurus Onyo, bukan karena Onyo nya yang gagal, tapi bapaknya bodoh, ego. Engkau berhak untuk dendam."
"Hati dan pikiran bapak membatu untuk bisa berbagi kasih dan cinta yang pas untuk ketiga anak-anak saya," lanjutnya.
Ia tak lupa meminta maaf kepada sang putra lantaran sudah membiarkannya hidup dengan kakek dan neneknya dan harus berjuang menjalani hidup dengan keras.
"Dosa saya yang paling besar itu adalah saat saya, kata kasarnya membuang Onyo di Opa Oma, saya tidak sempurna mencintai Onyo selayaknya bapak, dan secara pribadi Nyo, saya meminta maaf," imbuhnya.
(*)