Melansir Kompas.com, karbohidrat kompleks yang terkandung dalam kurma membuat proses metabolismenya lebih lama.
Sedangkan hidangan manis lainnya yang mengandung karbohidrat sederhana justru kebalikannya.
Berbuka puasa dengan hidangan manis seperti kurma tidak hanya dianjurkan Rasulullah melainkan juga para ahli kesehatan modern.
"Membatalkan puasa dengan air dan kurma murni yang tidak dalam bentuk manisan itu baik. Kurma mengandung serat, mineral, dan antikosidan. Seratnya bisa menahan lonjakan gula tiba-tiba," jelas seorang Ahli Gizi Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum dikutip dari Kompas.com.
Selain kurma, Tan juga merekomendasikan kelapa muda, buah lontar, atau kolang-kaling sebagai menu berbuka puasa.
Namun perlu diingat bahwa hidangan ini sebaiknya tidak ditambahkan pemanis atau gula tambahan seperti sirup.
Jika mengonsumsi makanan yang terlalu manis secara berlebihan dikatikan dengan risiko hiperglikemia atau peningkatan gula darah secara mendadak.
Kondisi ini bisa memicu kenaikan gula darah yang tidak terkendali dan menyebabkan penyakit diabetes.
Sedangkan dampak langsung dari mengonsumsi hidangan yang terlalu manis saat berbuka puasa adalah rasa mengantuk.
Akibatnya, kita tidak bisa melakukan ibadah salat tarawih atau tidak bisa konsentrasi saat melakukan ibadah.
Tan juga mengingatkan prinsip berbuka puasa yang tak kalah penting yaitu rehidrasi atau mengembalikan cairan tubuh.
Untuk merehidrasi tubuh, cara terbaik adalah dengan minum air putih yang dapat diserap tubuh dengan baik.
Setelah mengonsumsi air putih dan beberapa buah kurma, beri jeda sejenak sebelum berlanjut ke makanan berat seperti nasi dan lauk pauk.
(*)