Grid.id – Selama bulan Ramadhan, umumnya kegiatan memasak dilakukan sebelum buka puasa dan sebelum waktu sahur. Namun, tak bisa dimungkiri kalau memasak makanan untuk sahur kerap terasa lebih berat.
Bangun tidur harus lebih awal untuk memastikan proses memasak selesai tepat waktu. Setidaknya pukul 3.30 makanan harus sudah terhidang supaya anggota keluarga tidak makan terburu-buru. Apabila terlambat bangun, makan sahur sekeluarga bisa keteteran.
Demi menyiasati hal tersebut, banyak orang akhirnya memasak di malam hari dan menghangatkannya saat akan sahur. Selain itu, menyimpan makanan sisa berbuka untuk dipanasi dan disantap kembali saat sahur.
Walaupun praktis, kamu harus memperhatikan beberapa jenis makanan yang boleh dan tidak boleh dipanaskan kembali.
Dikutip dari laman Insider, terdapat beberapa jenis makanan yang tidak boleh dipanaskan kembali karena dapat berpotensi merusak kandungan gizi yang ada di dalamnya. Meski tampilan makanan tidak mengalami perubahan, makanan sebenarnya sudah tidak layak untuk dikonsumsi kembali dari aspek gizi.
Adapun menurut Ahli Gizi Lokendra Tomar dari Weight Loss Clinic Delhi, makanan berprotein tinggi merupakan salah satu jenis makanan yang tidak dapat dipanaskan kembali.
Baca Juga: Agar Tidak Menjadi Racun, Jangan Panaskan 9 Bahan Makanan ini Menggunakan Microwave!
“Inilah aturan emas menghangatkan kembali makanan. Jangan pernah menghangatkan kembali makanan berprotein tinggi,” ujar Tomar seperti dilansir dari NDTV Food.
Lalu, apa saja ya, makanan yang tidak boleh dipanaskan kembali untuk sajian sahur? Berikut daftarnya menurut NDTV Food.
1. Sayuran dengan kandungan nitrat tinggi
Di samping daging dan buah, sayuran menjadi salah satu makanan yang sering dimasak untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh. Namun, beberapa sayuran seperti bayam atau sayuran berdaun hijau, wortel, lobak, hingga seledri, akan lebih baik jika langsung diolah dan disantap di waktu yang sama.
Pasalnya, sayuran tersebut memiliki kandungan nitrat tinggi. Ketika dipanaskan kembali, sayuran akan melepaskan zat karsinogenik yang dapat memicu kanker. Selain itu, bayam juga mengandung zat besi yang akan teroksidasi jika dipanaskan berulang kali.
Oksidasi dari zat besi akan menghasilkan radikal bebas yang berpotensi memicu berbagai kondisi kesehatan. Beberapa di antaranya, kemandulan dan kanker.
2. Telur
Siapa yang tidak suka dengan telur? Makanan satu ini merupakan santapan praktis dan lezat yang cocok dipadukan dengan bahan makanan apapun. Biasanya, telur juga sering diolah menggunakan bumbu tambahan atau digunakan sebagai campuran makanan.
Sayangnya, makanan satu ini juga tidak bisa kembali dipanaskan. Sebab telur memiliki kandungan protein yang akan teroksidasi menjadi nitrogen dipanaskan ulang. Nitrogen tersebut mengendap di dalam telur dan memicu terjadinya zat-zat kanker jika dikonsumsi.
Meski begitu, bukan berarti kamu jadi harus membuang masakan yang sudah dimasak ketika ada sisa. Sebaliknya, telur akan lebih baik dikonsumsi dalam keadaan dingin sehingga kandungan gizinya tetap dalam kondisi baik.
3. Ayam
Sama seperti telur, ayam menjadi salah satu hidangan yang disukai banyak orang. Selain itu, kandungan protein pada ayam juga bagus untuk kesehatan tubuh. Namun, ayam juga mengandung nitrogen yang sama seperti telur. Artinya, jika dipanaskan, kandungan protein pada ayam akan berubah menjadi racun.
Jika ingin memakan kembali ayam yang sudah diolah untuk sahur, kamu bisa menyantapnya langsung tanpa perlu dipanaskan ulang.
4. Kentang
Kentang menjadi salah satu makanan pokok yang juga mudah dikonsumsi atau diolah menjadi bahan makanan tambahan. Sayangnya, kamu juga harus berpikir ulang ketika ingin memanaskan kentang.
Meski kaya akan vitamin B6, kalium, dan vitamin C, kentang akan menghasilkan clostridium botulinum atau bakteri penyebab botulisme jika dipanaskan lagi dan lagi. Adapun botulisme merupakan kondisi keracunan yang mengakibatkan seseorang mengalami muntah dan mual.
5. Nasi
Memanaskan nasi rasanya sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Cukup colokkan rice cooker dan biarkan beberapa menit sebelum sahur, nasi hangat sudah bisa dinikmati untuk bersantap. Tapi, ternyata kebiasaan ini tidak baik lho.
Menurut Foods Standards Agency (FSA) atau Badan Standar Makanan, nasi yang dihangatkan kembali bisa menjadi racun. Ini karena adanya bakteri resisten yang disebut bacillus cereus. Suhu tinggi memang akan mematikan bakteri tersebut.
Tapi suhu tinggi juga menghasilkan spora beracun yang berkembang biak setelah nasih dipanaskan ulang dan ditinggalkan pada suhu kamar. Akibatnya, kamu bisa saja keracunan jika memanaskan nasi terus menerus.
Guna mencegah timbulnya spora beracun, ada baiknya kamu membuat kembali nasi baru untuk dikonsumsi ketika sahur, sementara lauknya bisa dikonsumsi dingin. Dengan cara ini, kamu dan keluarga dapat terhindar dari risiko penyakit yang disebabkan oleh menghangatkan makanan.