Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma
Grid.ID - Indonesia berduka. Setelah KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang pada Rabu lalu, kemarin, Minggu (26/4) Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan bahwa seluruh awak kapal telah gugur.
Hal tersebut didasari oleh penemuan bodi kapal yang terpotong menjadi 3 bagian, serta adanya beberapa serpihan barang yang terapung.
Keluarga dari Sertu Bambang Prianto, yang termasuk dalam awak kapal merasa sangat terpukul.
Sutrisno selaku paman korban masih terus berharap dan berdoa agar sang keponakan bisa ditemukan dan dimakamkan dengan layak.
Namun, pihaknya tetap mengikuti alur evakuasi dari TNI AL.
"Saya ingin jasad Sertu Bambang bisa dimakamkan dengan layak. Tapi, ya kami ikut saja karena TNI sekarang sedang berupaya evakuasi," katanya, dilansir dari Kompas.com, Senin (26/4/2021).
Bayang-bayang sang keponakan masih terlintas jelas di benak Sutrisno.
Ia mengatakan bahwa Sertu Bambang merupakan sosok yang sangat disiplin dan tegas, terlebih saat mengajar silat.
"Orangnya memang dikenal disiplin dan tegas. Kalau mendidik pesilat lainnya tegas," katanya dikutip dari Tribunnews.com.
Sertu Bambang merupakan anak bungsu yang memiliki cita-cita besar untuk menjadi anggota TNI AL selepas lulus dari SMA.
Sertu Bambang merupakan anak bungsu, sehingga kakak serta kedua orang tuanya pun sangat sayang kepadanya
Ia bahkan ditawari untuk melanjutkan jenjang perkuliahan, namun ditolak.
"Ayahnya dulu sudah menawarkan untuk kuliah tapi ditolak. Dia lebih memilih jadi tentara," kata sang paman.
Kendati demian, Sertu Bambang harus kembali berkorban untuk menggapai cita-citanya.
Baca Juga: Bukan karena Human Error atau Mati Listrik, Ini Dugaan Awal Penyebab Tenggelamnya KRI Nanggala-402
Ia mengalami penolakan sebanyak 2 kali ketika pendaftaran, akan tetapi hal tersebut tidak membuatnya patah semangat dan akhirnya lolos di pendaftaran ketiga.
"Dia tiga kali mendaftar jadi tentara. Pendaftaran yang pertama dan kedua dia nggak diterima."
"Baru di pendaftaran ketiga dia diterima jadi TNI AL," imbuhnya.
(*)