Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Menjalankan ibadah puasa di tengah kondisi pandemi saat ini menjadi tantangan bagi Gilang Dirga.
Apalagi mengingat profesi Gilang sebagai pembawa acara di berbagai program televisi.
Baru-baru ini, suami dari Adiezty Fersa ini pun sampai harus mengalami masuk angin karena jadwal shooting yang padat.
Hal ini terlihat dalam sebuah unggahannya di Instagram di mana punggung Gilang terlihat merah karena habis kerokan.
“Menghiburmu perlu effort, tapi ini (kerokan) pun menghiburku” tulisnya yang dikutip dari Instagram @gilangdirga pada Senin (26/4/2021).
“Cepat pulih aku” lanjutnya, menyemangati diri sendiri.
Masuk angin memang kerap digunakan masyarakan Indonesia untuk menggambarkan kondisi tubuh yang sedang tidak sehat tanpa penyebab yang jelas.
Kalau sudah begini, biasanya kerokan dipilih sebagai solusi pengobatan untuk menyembuhkannya.
Dan semakin merah goresan di punggung, maka dipercaya semakin banyak angin yang keluar dari dalam tubuh.
Sayangnya, dalam ilmu kesehatan, pernyataan ini tidak benar.
Melansir Kompas.com, menurut Buku Ajar Ilmu Kesehatan (Memahami Gejala, Tanda dan Mitos) karya Dr. dr. Umar Zein, DTM & H., Sp.PD., KPTI., FINASIM dan dr. Emir El Newi, Sp.M., garis-garis merah yang muncul di tubuh setelah kerokan bukanlah pertanda angin keluar.
Goresan merah tersebut rupanya dampak dari pecahnya pembuluh kapiler di tepi yang berada di kulit.
Baca Juga: Wulan Guritno Ternyata Pengagum Kerokan, Bahaya Enggak Sih Buat Kesehatan? Ini Faktanya
Bahkan, orang yang sehat-sehat saja pun kulitnya bisa memerah seperti pada orang yang masuk angin apabila dikerok.
Selain itu, dalam buku Kontroversi 101 Mitos Kesehatan (2012) karya dr. Florentina R. Wahjuni, metode pengobatan ini ternyata tidak terbukti dapat menyembuhkan masuk angin.
Alih-alih menyembuhkan, kerokan justru dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya seperti yang dikutip dari Sonora.id berikut ini.
Menyebabkan memar
Bahaya kerokan yang pertama adalah menimbulkan memar pada kulit yang ditandai dengan goresan-goresan merah.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hal ini dikarenakan adanya pembuluh darah kapiler di bawah permukaan kulit yang pecah.
Memicu luka hingga berdarah
Tekanan berlebihan pada kulit saat kerokan tak hanya membuat pembuluh darah pecah, melainkan juga pendarahan minor.
Untuk itu, metode ini tidak boleh dilakukan dengan asal karena dapat menyebabkan keluhan baru.
Memicu penularan penyakit
Jika kulit sampai mengeluarkan darah karena kerokan, hal ini dapat membuka kesempatan terjadinya infeksi yang menular melalui darah.
Apalagi jika koin atau alat yang digunakan ternyata tidak steril dan telah digunakan lebih dari satu orang.
Adapun beberapa penyakit yang bisa menular melalui darah di antaranya infeksi, HIV, Hepatitis B dan C serta virus Zika.
(*)