Namun malang, nyawa anaknya tidak tertolong.
"Sudah meninggal pas perjalanan ke rumah sakit. Tapi hasil pemeriksaan di laboratorium itu katanya racunnya lebih kuat dari racun pupuk pertanian," lanjutnya.
Perlu diketahui bahwa keracunan makanan bisa terjadi kapan dan di mana saja.
Keracunan makanan bisa dialami saat makanan yang dikonsumsi terkontaminasi karena mengandung bakteri, virus dan parasit.
Dilansir Grid.ID dari laman Boldsky via Kompas.com, adapun bakteri yang umum menjadi penyebab keracunan makanan adalah E. coli, Salmonella dan Listeria.
Kemudian, dua bakteri yang juga menyebabkan keracunan makanan namun tidak terlalu dikenal adalah Campylobacter dan Clostiridium botulinum (botulism).
Gejala keracunan makanan bisa berbeda setiap orang, hal ini tergantung pada sumber infeksinya.
Durasi gejala pun bervariasi bisa satu hingga 28 jam.
Mengenai gejala keracunan yang umum adalah seperti diare, keram perut, hilang nafsu makan, muntah, tubuh lemah, demam ringan dan sakit kepala.
Ketika keracunan mengancam nyawa, maka gejalanya bisa lebih parah.
Misalnya, orang mengalami suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius, diare lebih dari tiga hari, sulit bicara, urin berdarah, hingga dehidrasi.