Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Anak drivel ojol meninggal setelah makan sate kiriman wanita misterius.
Almarhum adalah seorang siswa Sekolah Dasar di Yogyakarta yang meninggal dunia usai menyantap bumbu sate yang dibawa ayahnya.
Diwartakaan laman Trubunnewswiki.com, diketahui sang ayah, Bandiman, adalah pengemudi oke online yang mendapat orderan mengantar paket sate bakar ke rumah seseorang.
Paket ini dikirim oleh perempuan tidak dikenal tanpa menggunakan aplikasi ojek online.
"Saya bilang, pakai aplikasi saja. Terus mbaknya alasannya gak ada aplikasi Ojol," jelas Bandiman.
Akan tetapi, karena orang yang berada di alamat tujuan tidak merasa memesan, maka makanan tersebut pun disarankan untuk dibawa Bandiman pulang.
Sesampainya di rumah, sate tersebut disantap oleh keluarganya.
Usai menyantap, anak Bandiman, Naba Faiz Prasetyo (8), mengeluhkan rasa sate yang pahit, lalu muntah-muntah.
Baca Juga: Ini Bahayanya Jika Kamu Mengonsumsi Vitamin Berlebihan, Keracunan Hingga Kematian!
"Dia lalu ke dapur dan sudah muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Pas tak pastikan anak saya sudah tidak sadarkan diri," katanya.
Bandiman pun segera membawa sang putra ke rumah sakit.
Namun malang, nyawa anaknya tidak tertolong.
"Sudah meninggal pas perjalanan ke rumah sakit. Tapi hasil pemeriksaan di laboratorium itu katanya racunnya lebih kuat dari racun pupuk pertanian," lanjutnya.
Perlu diketahui bahwa keracunan makanan bisa terjadi kapan dan di mana saja.
Keracunan makanan bisa dialami saat makanan yang dikonsumsi terkontaminasi karena mengandung bakteri, virus dan parasit.
Dilansir Grid.ID dari laman Boldsky via Kompas.com, adapun bakteri yang umum menjadi penyebab keracunan makanan adalah E. coli, Salmonella dan Listeria.
Kemudian, dua bakteri yang juga menyebabkan keracunan makanan namun tidak terlalu dikenal adalah Campylobacter dan Clostiridium botulinum (botulism).
Gejala keracunan makanan bisa berbeda setiap orang, hal ini tergantung pada sumber infeksinya.
Durasi gejala pun bervariasi bisa satu hingga 28 jam.
Mengenai gejala keracunan yang umum adalah seperti diare, keram perut, hilang nafsu makan, muntah, tubuh lemah, demam ringan dan sakit kepala.
Ketika keracunan mengancam nyawa, maka gejalanya bisa lebih parah.
Misalnya, orang mengalami suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius, diare lebih dari tiga hari, sulit bicara, urin berdarah, hingga dehidrasi.
Untuk kelompok usia yang rentan mengalami keracunan makanan juga dibagi menjadi beberapa.
Baca Juga: Sebelum Memasak Singkong, Ketahui Fakta ini Agar Tak Keracunan
Ternyata bayi, anak kecil, dan orangtua lebih berisiko mengalami keracunan makanan karena memiliki sistem imun yang lemah.
Ibu hamil juga masuk dalam golongan yang lebih berisiko.
Kemudian, penyintas penyakit kronis, seperti liver, AIDS, dan diabetes juga tinggi mengalami keracunan makanan karena berdampak pada penurunan respon imun.
Ada beberapa tips sederhana yang bisa diandalkan untuk mencegah keracunan makanan, yaitu:
- Jangan mengonsumsi ikan mentah atau kurang matang.
- Jangan mengonsumsi buah dan sayur yang belum dicuci atau dimasak.
- Selalu mencuci tangan sebelum makan atau masak.
- Hindari makan daging deli atau hotdog yang belum dimasak.
- Hindari konsumsi susu yang tidak dipasteurisasi. (*)