Artinya:"Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar dan segala puji bagi Allah."LAFAL TAKBIR PANJANGاللّه أكْبَرُ كَبيراً، والحَمْدُ لِلَّهِ كَثيراً، وَسُبْحانَ اللَّهِ بُكْرَةً وأصِيلاً، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَلا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدينَ وَلَوْ كَرِهَ الكافِرُون، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الأحْزَابَ وَحْدَهُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللّه واللَّهُ أكْبَرُ“Allahu akbar kabira, wal hamdulillahi katsira, wa subhanallahi bukrataw wa ashila, la ilaha illallah, wa la na’budu iyyahu mukhlisina lahud din, wa law karihal kafirun, la ilaha illlallah wahdah, shadaqa wa’dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzab wahdah, la ilaha illallah wallahu akbar”.Namun, menurut Muhammadiyah, pihaknya belum menemukan dasar dan dalil jelas tentang lafal takbir panjang tersebut.Di sisi lain, lafal takbir panjang ini ditemukan di hadist yang berkenaan dengan kepulangan Nabi Muhammad dari umrah, haji dan juga perang.
Kapan waktu mengumandangkannya?Menurut Ustaz Abdul Somad, ada dua waktu untuk mengumandangkan takbir berdasarkan pendapat para ulama.Pertama, takbir dikumandangkan sejak setelah magrib pada malam hari raya Idul Fitri, yaitu satu hari sebelumnya, hingga pagi hari dan khatib menaiki mimbar.Kedua, takbir dikumandangkan saat pagi hari saat akan berangkat menuju tempat melaksankan sholat Idul Fitri.
(*)