Seperti yang telah kita ketahui, hidangan khas lebaran seperti opor dan rendang dibuat dari campuran santan.
Melansir Kompas.com, seorang ahli gizi di sebuah rumah sakit, Rista Yulianti Mataputun, S.Gz, menyebutkan bahwa sebenarnya santan mengandung lemak baik.
Namun, jika dipanaskan berulang kali, lemak baik di dalam santan dapat berubah menjadi lemak jenuh yang membahayakan.
Sedangkan melansir GridHealth.id, lemak jenuh dikatakan berbahaya karena dapat memicu peningkatan kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat.
Adapun peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh seringkali dikaitkan dengan tingginya risiko penyempitan arteri yang memicu serangan jantung.
Tak hanya itu, dengan memanaskan makanan bersantan berulang kali ternyata dapat membuat kadar natrium garam dalam makanan meningkat.
Ini juga menjelaskan mengapa rasa opor ayam yang telah dipanaskan berkali-kali terasa lebih asin.
Kadar natrium yang tinggi ini dianggap dapat membahayakan, terlebih bagi seseorang yang memiliki riwayat hipertensi dan hiperkolesterolemia.
Di samping itu, seperti yang diwartakan GridHealth.id, mengonsumsi opor ayam dan rendang berlebih juga dapat menambah berat badan.
Pasalnya dalam 100 gram opor ayam dan rendang saja terdapat masing-masing 163 kalori dan 195 kalori.
Sedangkan asupan kalori yang direkomendasikan dalam sehari adalah 2.000 kalori untuk wanita dan 2.500 kalori untuk wanita.
Meski demikian, ini bukan berarti kamu harus menghindari atau memanaskan hidangan khas lebaran ini.
Kamu tetap boleh mengonsumsinya, namun dengan porsi yang wajar.
Rista juga menyarankan agar makanan bersantan tidak dipanaskan lebih dari tiga kali.
“Saya rasa banyak orang pernah mengalaminya (makan opor dan rendang yang dipanaskan beberapa kali). Ini masih boleh tapi frekuensinya dijaga sekitar 2-3 kali per bulan saja. Namun, jelas akan lebih baik jika masakan bersantan tak dipanaskan,” jelas Rista.
Selain itu, Rista juga mengingatkan agar kita mengimbangi hidangan santan ini dengan makanan yang kaya serat seperti sayur dan buah-buahan.
(*)