Punya tujuan
Filsuf seperti Aristotle dan Plato, belakangan psikoanalisis Sigmund Freud, dihargai karena mereka meletakkan landasan pada teori bahwa mimpi adalah cara kita bertindak pada keinginan bawah sadar secara aman dalam setting tidak nyata.
William Dement, bapak kedokteran tidur, melakukan penelitian penting di tahun 1960 yang mengungkap efek dari tidak adanya mimpi saat tidur.
Bila tidur kita tak dihiasi mimpi, kita cenderung akan menjadi cemas, sulit menahan emosi, nafsu makan bertambah, koordinasi gerak terganggu, serta ada perasaan kosong.
Penelitian itu dilakukan pada orang-orang yang diminta tidur di laboratorium tidur.
Kemudian mereka dibangunkan saat memasuki fase tidur REM sehingga tidak terjadi mimpi.
Ternyata efeknya cukup mengganggu mental. Satu dekade sejak penelitian Dement tersebut, beberapa penelitian lain dilakukan dan hasilnya tak jauh berbeda.
Para ahli menyimpulkan bahwa mimpi memang memengaruhi kesehatan emosional dan penting bagi fungsi psikologi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, Mimpi Telanjang di Muka Umum, Apa Maknanya?
(*)