Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan menjelang hari raya Idul Fitri 2021, mulai dari angpau hingga hidangan khas lebaran.
Salah satu hidangan khas lebaran adalah kue kering seperti nastar hingga makanan berat seperti ketupat dan opor ayam.
Ketupat sendiri dibuat dengan bahan dasar beras yang dibungkus dengan sebuah pembungkus yang berasal dari anyaman daun kelapa.
Melansir Kompas.com, ketupat telah menjadi simbol perayaan hari raya umat Islam sejak pemerintahan Kerajaan Demak sejak abad ke-15.
Kerajaan Demak sendiri merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang membesarkan nama Islam melalui bantuan para walisongo.
Nah, walaupun sama-sama terbuat dari beras, ternyata ketupat dianggap memiliki citarasa yang berbeda dari nasi.
Lantas, benarkah ketupat lebih menyehatkan daripada nasi? Simak penjelasan di bawah ini.
Baca Juga: Terbongkar Langkah-langkah Membuat Ketupat Lebaran Agar Pulen dan Enak, Kuncinya Pada Teknik Merebus
Seperti yang dikutip dari Kompas.com, walaupun ketupat dan nasi-nasi sama-sama dibuat dari beras, proses pembuatan keduanya berbeda.
Ketupat biasanya dibungkus menggunakan daun yang dibuat dari janur dan diisi dengan beras.
Pengisian beras ini biasanya tidak sampai penuh supaya masih ada ruang untuk beras bisa mengembang.
Hal ini kemudian membuat kandungan air di dalam ketupat menjadi cukup banyak dibandingkan nasi sehingga kandungan total kalorinya relatif lebih sedikit.
Melansir Buku Ajar Gizi dan Diet (2018) oleh Pipit Festi W, pada ketupat dengan berat 160 gram terdapat kalori sebanyak 32 kkal.
Selain kalori, terdapat pula 2.24 gram protein, 0.112 gram lemak, dan 43.2 gram karbohidrat.
Sedangkan pada nasi putih seberat 100 gram, terdapat kalori sebanyak 175 kkal, 3 gram protein, 0.3 gram lemak, dan 39.8 gram karbohidrat.
Baca Juga: Idul Fitri 2021: Menilik Makna Mendalam di Balik Ketupat yang Selalu Disajikan di Hari Lebaran
Berdasarkan kandungan gizinya, kita bisa menyebut bahwa ketupat dinilai lebih baik daripada nasi karena kandungan kalori yang lebih sedikit.
Namun perlu diperhatikan bahwa ini bukan berarti kamu dapat mengonsumsi ketupat dengan berlebihan.
Mengonsumsi kalori dalam jumlah berlebih dianggap tidak baik karena dapat memicu kenaikkan berat badan.
Ketika seseorang mengalami kenaikkan berat badan hingga menyebabkan obesitas, penyakit-penyakit pun pulai berdatangan.
Risiko ini belum termasuk risiko dari hidangan khas lebaran lainnya seperti opor ayam, rendang, sambal goreng kentang ati yang dibuat dengan santan.
Seperti yang dikutip dari Tribunnews.com, makanan dengan santan seperti hidangan khas lebaran di atas berpotensi meningkatkan kadar kolesterol LDL.
Apalagi jika hidangan ini panaskan berkali-kali, seperti yang biasa dilakukan masyarat Indonesia selama hari raya Idul Fitri.
(*)