Grid.ID- Konflik antara warga Palestina dan Israel kembali terjadi saat menyambut Malam Lailatul Qadar, Jumat (7/5/2021).
Kali ini, polisi Israel melakukan penyerangan di Masjid Al Aqsa dan mengusir paksa enam warga Palestina dari wilayah Sheikh Jarrah, Yerussalem Timur.
Aksi penyerangan polisi Israel terhadap warga Palestina ini pun mendapatkan kecaman dari berbagai pihak, termasuk pemerintah Indonesia.
Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataannya mengatakan pengusiran paksa dan tindakan kekerasan tersebut bertentangan dengan berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB, hukum humaniter internasional.
Khususnya Konvensi Jenewa IV tahun 1949, dan berpotensi menyebabkan ketegangan dan instabilitas di kawasan.
Oleh karena itu, Indonesia mendesak masyarakat internasional melakukan langkah nyata untuk menghentikan langkah pengusiran paksa warga Palestina dan penggunaan kekerasan terhadap warga sipil.
Sebelumnya diberitakan, ketegangan di Yerusalem meningkat usai terjadinya kerusuhan pada Jumat (7/5/2021) malam di kompleks Masjid Al Aqsa,Yerusalem, Palestina.
Baca Juga: Idul Fitri 2021: Sama-sama Terbuat dari Beras, Benarkah Ketupat Lebih Menyehatkan Daripada Nasi?
Kerusuhan bermula dari pengerahan Polisi Israel untuk membubarkan warga Palestina yang tengah melaksanakan ibadah salat tarawih di Masjid Al Aqsa.
Polisi Israel yang dilengkapi dengan perlengkapan antihuru-hara membubarkan paksa jemaah tarawih, dan menembakkan peluru berlapis karet.
Rekaman video memperlihatkan, jemaah mencoba mempertahankan diri dengan melemparkan kursi, sepatu, dan batu ke arah Polisi Israel.
Kerusuhan yang pecah di Masjid Al Aqsa, merupakan buntut dari upaya Israel mengusir warga Palestina yang tinggal di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.
Sedikitnya 200 warga Palestina dilaporkan terluka akibat aksi kekerasan yang dilakukan Polisi Israel di Masjid Al Aqsa pada Jumat malam.
Sejumlah negara juga mengutuk Israel atas peristiwa yang terjadi di Masjid Al Aqsa, dan upaya pengusiran terhadap warga Palestina di Sheikh Jarrah.
Muhammadiyah juga mengutuk dengan keras sikap dan tindakan Israel yang menembaki jamaah yang sedang menyelenggarakan salat tarawih di Masjid Al-Aqsa.
Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas menegaskan tindakan Israel benar-benar tidak bisa diterima karena telah merampas semua hak rakyat Palestina.
"Mereka tidak hanya merampas tanah-tanah milik rakyat dan bangsa Palestina dan menggusur mereka dari tanah dan rumah tempat tinggal mereka untuk dibangun perkampungan baru bagi rakyat Israel," kata Anwar Abbas.
Israel disebutnya juga telah menginjak-injak hak rakyat Palestina, khususnya yang beragama Islam untuk beribadah dan melaksanakan salat tarawih.
Israel membubarkan dan menembaki muslim yang saat itu sedang beribadah.
"Untuk itu PP Muhammadiyah mengutuk dengan keras tindakan biadab yang telah mereka lakukan terhadap rakyat Palestina," ujarnya.
PP Muhammadiyah juga mendesak PBB untuk mengutuk dan menghentikan tindakan yang dilakukan zionis Israel yang tidak berperikemanusiaan tersebut.
Muhammadiyah juga meminta Israel mengembalikan tanah serta hak-hak rakyat Palestina yang telah dirampas dan rusak.
Baca Juga: Dapat Cucu Pertama dari Atta Halilintar, Geni Faruk Halilintar Doakan Kehamilan Aurel Hermansyah
Fraksi PKS DPR RI mengecam keras penembakan brutal jemaah yang akan dan sedang melaksanakan tarawih oleh polisi Israel yang mengakibatkan sedikitnya 178 jamaah luka-luka.
"Apa yang dilakukan polisi Israel sungguh biadab. Penembakan membabi buta kepada jemaah salat tarawih di Komplek Masjid Al Aqsa di bulan mulia dimana umat Islam Palestina siap menyambut Idul Fitri sungguh di luar batas nalar dan kemanusiaan," kata Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini.
Menurut Jazuli, otoritas Israel kembali menunjukkan kepada dunia betapa mereka tidak punya empati, tidak punya nurani, hingga hilang rasa kemanusiaan dan toleransi sebagai warga dunia.
Brutalisme Israel di Kompleks Majid Al-Aqsa ini bukan yang pertama. Padahal kompleks ini memiliki status hukum yang jelas sebagai warisan suci umat Islam dunia.
"Berulangkali Israel menunjukkan sikap pongah, mengekang kebebasan sipil rakyat Palestina termasuk kebebasan beragama dan beribadah yang merupakan hak asasi yang tidak bisa dikurangi atau non-derogable right," ucap Jazuli.
Anggota Komisi I DPR ini meminta pemerintah RI bersikap tegas dan menggalang kekuatan internasional untuk mengecam dan memberi sanksi atas tindakan brutal Israel ini.
Jazuli yang juga Wakil Presiden Forum Parlemen Muslim Dunia ini berharap dunia tidak lagi tutup mata atas pelanggaran HAM berat yang dilakukan Israel, sebaliknya agar memberikan dukungan dan perlindungan penuh bagi rakyat Palestina.
Baca Juga: Di Sebelah Peti Mati sang Suami, Joanna Alexandra: Aku Bangga Banget Pernah Jadi Penolong Hidupnya
"Indonesia sebagai negara muslim terbesar dunia akan selalu mengambil peran terdepan dalam pembelaan terhadap kemerdekaan dan perlindungan hak-hak rakyat Palestina," pungkas Jazuli.
Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, mengutuk keras sikap dan tindakan zionis Israel yang menembaki jemaah yang sedang menyelenggarakan salat tarawih di Masjid Al-Aqsa.
Menurutnya, tindakan itu sangat melukai hati semua orang, terutama umat Muslim dunia.
Pasalnya, kekerasan tersebut sudah bertentangan dengan berbagai resolusi Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
"Saya mengutuk keras pengusiran dan kekerasan yang dilakukan tentara Israel kepada warga sipil di Masjidil Aqsa dan Sheikh Jarrah," kata Zulhas, sapaan akrabnya.
"Pengusiran paksa dan tindakan kekerasan tersebut bertentangan dengan berbagai resolusi DK PBB, hukum humaniter internasional, khususnya Konvensi Jenewa IV tahun 1949, dan berpotensi menyebabkan ketegangan dan instabilitas di kawasan," imbuhnya.
Wakil Ketua MPR RI itu menegaskan, sampai kapanpun Indonesia akan menentang Israel dengan segala penjajahannya terhadap warga Palestina.
Hal itu sesuai amanat pembukaan UUD 1945 bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Zulhas pun mengajak masyarakat untuk berdoa bagi keselamatan rakyat Palestina.
"Mari kita doakan saudara-saudara kita di Palestina, semoga Allah memberikan pertolongan kepada mereka dan umat Muslim di seluruh dunia."
"Kita sisipkan semua doa dalam doa qunut kita di saat qiyamul lail. Langkah-langkah diplomasi, bantuan kemanusiaan, dan solidaritas pun harus terus kita lakukan," pungkas Zulhas.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 200 Warga Palestina Terluka Diserang Saat Salat Tarawih, RI Kecam Serangan Israel di Masjid Al Aqsa