Grid.ID – Semenjak pandemi Covid-19, aktivitas berbelanja online menjadi pilihan banyak konsumen. Hal ini karena aktivitas yang melibatkan pertemuan fisik dibatasi demi mencegah penyebaran virus corona.
Pengusaha tidak tinggal diam. Membaca tren bahwa konsumen berbondong-bondong pindah ke ranah online, mereka pun memodifikasi bisnisnya untuk menjadi lebih digital.
Marketplace menjadi platform yang banyak dipilih oleh penjual karena dinilai praktis dan dapat menjangkau banyak konsumen tanpa batasan lokasi dan waktu.
Banyak pelaku usaha merasa marketplace pun cukup efisien. Dengan memiliki toko online, penjual tidak perlu repot membuka toko fisik. Momen Lebaran menjadi saat yang ditunggu-tunggu seller untuk meraup kesempatan.
Perusahaan yang bergerak di bidang riset neurosains dan kecerdasan artifisial, NeuroSensum melakukan studi kualitatif mengenai kecenderungan konsumen untuk menggunakan marketplace sebagai tempat belanja Lebaran.
Baca Juga: Hasil Survei: Shopee Jadi Penyumbang Omzet Terbesar UMKM Selama Pandemi
Berdasarkan studi tersebut, 80 persen masyarakat menggunakan marketplace dan e-commerce untuk meriset barang-barang yang akan dibeli. Sebanyak 69 persen memilih marketplace untuk berbelanja usai menerima Tunjangan Hari Raya (THR).
Meski begitu, usai Lebaran menjadi masa yang krusial bagi seller. Banyak kali, animo konsumen untuk berbelanja mulai melandai usai Hari Raya.
Oleh sebab itu, sebuah toko online harus dapat mempertahankan laju penjualan secara konstan.
Berdasarkan riset tersebut, Associate Director NeuroSensum Grace Oktaviana mengungkapkan, setidaknya ada empat hal yang diidamkan penjual ketika berjualan di marketplace dan e-commerce untuk mendukung penjualannya tetap prima. Hal pertama yaitu fitur gratis ongkos kirim (ongkir).
“Dengan adanya fitur tersebut, pembeli tidak lagi khawatir akan tingginya biaya pengiriman meski sang penjual berada di lokasi yang cukup jauh,” kata Grace melalui rilis resmi, Selasa (11/5/2021).
Senada, salah satu penjual aksesori online bernama Nanda mengungkapkan, program gratis ongkir sangat berpengaruh terhadap jumlah pesanan. Sejak ia mengaktifkan fitur tersebut, jumlah pesanan bisa meningkat 100 persen atau dua kali lipat dibanding biasanya.
Baca Juga: Ikut Program Ekspor dari E-Commerece, Roughneck 1991 Melesat Hingga ke Brasil
Di samping itu, adanya promo spesial di tanggal kembar serta flash sale juga dianggap terbukti efektif meningkatkan pesanan atau volume penjualan.
Kedua, yaitu seller service. Para penjual percaya jika seller service yang disediakan oleh marketplace atau e-commerce dapat membantu perkembangan usaha mereka. Misalnya seperti yang dilakukan Shopee melalui Relationship Manager (RM).
Melalui RM, penjual bisa mendapatkan pendampingan apabila mengalami kendala transaksi, kendala sistem, hingga masalah pengaduan.
Tidak hanya berfungsi sebagai jembatan antara Shopee dan penjual, RM juga bisa merangkap fungsi sebagai personal reminder untuk mengingatkan penjual agar tetap aktif berdagang sekaligus bersaing dengan sehat.
Hal tersebut tentu menjadi nilai tambah, terutama bagi penjual yang baru bergabung di Shopee.
“Mereka (penjual) sering kali tidak update atau bahkan tidak mengetahui mengenai promosi-promosi yang dapat mereka lakukan di marketplace. Nah, tugas RM ini menjembatani gap antara seller dan marketplace tersebut,” tambah Grace.
Pada urutan ke tiga, para penjual juga menginginkan adanya program edukasi berupa pelatihan online maupun offline. Program tersebut diharapkan dapat membantu dan membimbing para penjual untuk mengembangkan bisnis mereka.
Baca Juga: Secuplik Kisah Inspiratif dari Program Ramadan Shopee, Kemudahan Vaksinasi hingga UMKM Naik Kelas
Bagi penjual yang telah bergabung di Shopee, berbagai topik edukasi bisa dinikmati. Mulai dari edukasi pemasangan produk, strategi beriklan, sampai pengelolaan gudang, semua bisa dinikmati oleh para penjual dan terbukti membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
(Program pelatihan) misalnya memisahkan barang untuk toko fisik dengan online, tata kelola gudang, dan sebagainya. Jadi ketika berhitung tentang berapa barang yang keluar atau suplai barang, semua bisa terpantau dengan tata kelola gudang yang baik,” tambah Grace.
Hal terakhir yang dirasa paling penting oleh penjual adalah exposure atau promosi dari e-commerce. Menurut para penjual, iklan yang dilakukan oleh e-commerce tersebut di media sosial atau televisi merupakan bentuk dukungan untuk meningkatkan penjualan para toko di dalamnya.
Misalnya ketika melihat iklan Shopee, para penjual meyakini bahwa banyaknya iklan yang beredar akan meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi platfom e-commerce satu ini.
“Melalui empat fitur di atas, kolaborasi antara penjual dan penyedia marketplace dapat terjalin dengan baik dan saling menguntungkan. Dengan demikian, keduanya dapat bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan ekonomi pun bisa diwujudkan,” pungkas Grace.
Berdasarkan keempat poin tersebut, survei NeuroSensum menyimpulkan bahwa Shopee dianggap sebagai e-commerce ideal oleh para penjual berkat kemampuan mereka yang dapat memfasilitasi berbagai keinginan mereka.