Menurutnya, hal itu sering terjadi sekitar pukul 1 dini hari, sampai-sampai ia harus duduk selama 20 menit untuk mengatur napas sebelum akhirnya bisa kembali tidur.
Tasya pun menambahkan bahwa suaminya juga mengeluhkan rasa pegal di pundak yang membuat Randi berusaha memijat dan melakukan fisioterapi untuk mengatasinya.
Meski demikian, keduanya tidak pernah mempunyai prasangka buruk, apalagi terkait dengan tumor atau kanker.
“Enggak ada sesuatu yang terlihat jelas, enggak ada tonjolan atau pun benjolan apa pun," kata Tasya.
Kemudian di bulan Oktober 2020, Randi sempat mengalami batuk berkepanjangan selama kurang lebih tiga minggu.
"Itu batuk yang keras, yang harus keras banget baru kerasa enak," tutur Randi.
Walau sudah berkali-kali berobat ke dokter, batuknya pun tak kunjung sembuh.
Malah, ada suatu hari di mana Randi batuk sampai berdarah hingga akhirnya harus dirujuk ke dokter spesialis paru untuk menjalani rontgen.
Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh dokter, Randi pun didiagnosa mengidap kanker kelenjar getah bening stadium 2.
Melansir Mayo Clinic, kanker getah bening atau Hodgkin Lymphoma adalah sejenis kanker ganas yang menyerang sistem limfatik.
Sistem limfatik sendiri adalah salah satu bagian dari sistem kekebalan tubuh manusia.
Penyakit ini bisa menyerang semua orang, namun lebih umum terjadi pada orang berusia 20-40 tahun dan lebih dari 55 tahun.
Belum jelas apa penyebab kanker getah bening, namun dokter beranggapan bahwa penyakit ini dimulai ketika sel yang melawan infeksi atau limfosit mengembangkan mutasi genetik.
Mutasi ini kemudian membuat sejumlah limfosit abnormal menumpuk di sistem limfatik dan mengeluarkan sel-sel sehat sehingga menyebabkan kanker getah bening.