Mengingat serangan Israel yang semakin brutal, kini sebagian besar warga mau tak mau harus pergi dan mengungsi.
"Mereka berlindung di sekolah, masjid, dan tempat lain selama pandemi COVID-19 global dengan akses terbatas ke air, makanan, kebersihan, dan layanan kesehatan," sebut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB dalam sebuah pernyataan resminya yang dikutip oleh Anadolu Agency.
Sayangnya, rumah sakit dan akses pelayanan air di sanitasi hanya bergantung pada listrik.
Padahal, bahan bakar listrik di sana dikabarkan akan habis pada Minggu besok.
Dengan demikian, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan otoritas Israel dan kelompok-kelompok Palestina harus segera mengizinkan PBB dan mitra kemanusiaannya untuk membawa bahan bakar, makanan, dan persediaan medis dan untuk mengerahkan personel kemanusiaan.
"Semua pihak harus selalu mematuhi hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, saat ini ada 122 warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita telah tewas, sementara 900 warga lain mengalami luka akibat serangan brutal Israel yang berlangsung di Gaza.
(*)