"Memang dimakamkan dalam satu liang lahat. Itu permintaan dari suaminya, pak Andi," kata Kepala Dusun Klego Sudarmanto kepada TribunSolo.com.
Seperti yang disaksikan TribunSolo.com, suasana haru dan pilu semakin terasa, saat lantunan azan dikumandangkan tiga kali di masing-masing telinga korban.
Dikutip dari Kompas.com, diketahui tragedi prahu terbalik itu telah menewaskan 6 korban.
Dari 20 penumpang, 6 di antaranya ditemukan tewas dan 3 lainnya masih dalam pencarian.
Menurut Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Semarang, Nur Yahya, tragedi nahas itu bermula saat kapal dari darat hendak menuju warung apung.
"Pada saat kapal sudah ingin mencapai warung apung, banyak penumpang yang melakukan selfi di depan kapal sehingga kapal yang ditumpangi menjorok ke depan sehingga air mulai masuk kapal kemudian kapal terbalik," tuturnya.
Tak hanya Nur Yahya, salah satu saksi mata bernama Tinuk, menuturkan hal yang sama dengan Kepala Basarnas tersebut.
"Posisi penumpang saat berswafoto banyak yang ada di depan kapal sehingga air mulai masuk dan kapalnya terbalik," ungkapnya, Sabtu (15/5/2021).
(*)