Israel berdalih ada kepentingan militer intelijen Hamas di gedung itu, dan menuduh kelompok yang mengelola wilayah tersebut menggunakan jurnalis sebagai tameng manusia.
Namun, tidak ada bukti yang mendukung klaim Israel itu.
"Saya sudah bekerja di kantor ini selama lebih dari 10 tahun dan saya tidak pernah melihat sesuatu (yang mencurigakan)," kata jurnalis Al Jazeera Safwat Al Kahlout.
"Saya bahkan bertanya ke rekan-rekan saya apa mereka melihat sesuatu yang mencurigakan, dan mereka semua menegaskan ke saya mereka tidak pernah melihat aspek militer atau prajurit keluar masuk."
Gary Pruitt presiden dan CEO AP juga berkata, "Saya beritahu Anda bahwa kami sudah di gedung itu selama sekitar 15 tahun untuk biro kami. Kami jelas tidak merasa Hamas ada di sana."
Jala Tower dibangun pada pertengahan 1990-an dan merupakan salah satu gedung tertinggi di Gaza.
Insiden gedung Al Jazeera meledak ini secara luas dipandang sebagai upaya membungkam wartawan yang meliput serangan Israel.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Beri Kami 10 Menit", Detik-detik Menegangkan Sebelum Israel Ledakkan Gedung Al Jazeera"