Grid.ID- Sungai Gangga merupakan tempat yang penting dan suci bagi umat Hindu di India.
Namun belakangan ini, Sungai Gangga menjadi tempat pembuangan mayat.
Ada ratusan mayat ditemukan terkubur seadanya di sepanjang tepi Sungai Gangga.
Temuan ini memicu spekulasi di media sosial bahwa mereka adalah mayat korban Covid-19 India yang secara brutal menghantam negeri itu tiga minggu terakhir.
Polisi menggunakan pengeras suara dengan mikrofon portabel dalam jip dan perahu yang berkeliling di desa.
Aparat meminta orang untuk tidak membuang mayat di sungai.
"Kami di sini untuk membantu Anda melakukan ritual terakhir," kata polisi melansir AP pada Minggu (16/5/2021).
Sebelumnya pada Jumat (14/5/2021), hujan menyingkap kain penutup jenazah yang terkubur seadanya pasir dangkal di tepi sungai datar yang luas di Prayagraj, sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh.
Para pejabat mengaku penguburan di tepi sungai telah terjadi selama beberapa dekade.
Namun banyaknya jasad yang tersingkap akhir pekan lalu di tambah bayang-bayang pandemi, menimbulkan kekhawatiran akan praktik tersebut.
Navneet Sehgal, juru bicara pemerintah negara bagian, pada Minggu (16/5/2021) membantah laporan media lokal bahwa lebih dari 1.000 mayat korban Covid-19 telah ditemukan dari sungai dalam dua minggu terakhir.
"Saya yakin badan-badan ini tidak ada hubungannya dengan Covid-19," klaimnya.
Dia mengatakan beberapa penduduk desa memang tidak mengkremasi jenazah seperti adat.
Itu karena "biaya" tradisi Hindu selama beberapa periode, yang secara religius penting dilakukan.
Sebagai gantinya, penduduk akan membuang jasad ke sungai atau dengan menggali kuburan di tepi sungai.
Biaya kremasi melunjak
Ramesh Kumar Singh, anggota Bondhu Mahal Samiti, sebuah organisasi filantropi yang membantu mengkremasi jenazah, mengatakan jumlah kematian sangat tinggi di daerah pedesaan.
Orang-orang miskin telah membuang jenazah di sungai karena mahalnya biaya pelaksanaan upacara terakhir dan kekurangan kayu.
Biaya kremasi meningkat tiga kali lipat menjadi 15.000 rupee, setara kurang lebih Rp 3 juta.
Pada Sabtu (15/5/2021), seorang jurnalis foto Associated Press memperkirakan setidaknya ada 300 kuburan tepi sungai yang dangkal, di lahan pasir yang luas dekat Prayagraj.
Setiap kuburan ditutupi oleh kain jingga, kuning atau kemerahan dan diletakan dengan arah yang sama.
Beberapa polisi berada di tempat kejadian. Tetapi mereka tetap mengizinkan sebuah keluarga, yang datang dengan truk kecil, untuk menguburkan seorang wanita berusia 75 tahun di lokasi tersebut.
K.P. Singh, seorang perwira polisi senior, mengaku pihak berwenang telah mengalokasikan tempat kremasi di tepi sungai Prayagraj bagi mereka yang meninggal karena Covid-19, dan polisi tidak lagi mengizinkan penguburan di tepi sungai.
Pihak berwenang di negara bagian Sehgal telah menemukan "sejumlah kecil" mayat di tepi sungai, katanya, tetapi tidak memberikan angka.
Namun, pada Minggu (16/5/2021), seorang Buddha berusia 30 tahun datang ke tepi sungai yang sama di Prayagraj bersama anggota keluarga lainnya dan menguburkan ibunya, yang katanya meninggal karena serangan jantung.
"Dia tidak terinfeksi Covid-19," kata Vijay Kumar kepada AP, menambahkan bahwa agamanya mengizinkan kremasi dan penguburan, "tetapi saya memilih penguburan."
Infeksi mulai stabil
Otoritas kesehatan India pekan lalu menemukan 71 mayat yang terdampar di tepi Sungai Gangga, di negara bagian Bihar yang berdekatan.
Pihak berwenang melakukan pemeriksaan mayat tetapi mengatakan mereka tidak dapat memastikan penyebab kematian karena pembusukan.
Selusin mayat juga ditemukan pekan lalu terkubur di pasir di dua lokasi di tepi sungai di distrik Unnao, 40 kilometer (25 mil) barat daya Lucknow, ibu kota negara bagian Uttar Pradesh.
Hakim Distrik Ravindra Kumar mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kematian.
Dua negara bagian besar India, Uttar Pradesh dan Bihar, dengan total hampir 358 juta orang, termasuk di antara yang terparah dalam gelombang kedua Covid-19 India dengan jumlah kematian yang mengerikan.
Penduduk desa yang malang membawa orang sakit ke kota-kota terdekat untuk berobat.
Banyak dari mereka sekarat dalam perjalanan, karena tidak dapat menemukan fasilitas kesehatan untuk segera melakukan penanganan di tengah tekanan infeksi Covid-19.
"Setelah mencapai rekor tertinggi selama berminggu-minggu, jumlah kasus baru menjadi stabil,” kata Dr VK Paul, seorang ahli kesehatan pemerintah.
Baca Juga: Takut Jarum Suntik, Chicco Jerikho Beberkan Pengalaman Jalani Vaksinasi Covid-19 Kedua
Kementerian Kesehatan India pada Minggu (16/5/2021) melaporkan 311.170 kasus yang dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir, turun dari 326.098 pada Sabtu (15/5/2021).
Itu juga melaporkan 4.077 kematian tambahan, menjadikan total kematian menjadi 270.284. Kedua angka tersebut hampir pasti tidak tepat, kata para ahli.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ratusan Mayat Ditemukan Terkubur Seadanya di Sepanjang Tepi Sungai India".