Find Us On Social Media :

Terkait Pria yang Meninggal Dunia Pasca Menerima Vaksin AstraZeneca, Kemenkes Buka Suara dan Tegaskan Hal Ini: Itu karena Penyebab Lain

By Citra Widani, Kamis, 20 Mei 2021 | 19:45 WIB

Ilustrasi vaksin covid-19

Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma

Grid.ID - Beberapa waktu lalu masyarakat dikejutkan oleh kasus pria yang meninggal dunia, satu hari pasca menerima vaksin Covid-19, AstraZeneca.

Pria bernama Trio Fauqi itu awalnya menerima vaksin di Gelora Bung Karno pada Rabu 5 Mei lalu.

Ia pun mengeluhkan demam, meriang dan pusing yang sangat hebat.

Melansir Kompas.com, bahwa Trio akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Kamis 6 Mei pukul 12:30 setelah sempat dibawa ke rumah sakit terdekat.

Kementerian Kesehatan kemudian menjelaskan bahwasanya vaksin AstraZeneca merupakan jenis vaksin yang banyak digunakan oleh negara-negara besar.

Diantaranya Jerman, Singapura, Prancis, Spanyol, Italia.

Baca Juga: Chelsea Olivia Ajak Ibu Menyusui untuk Vaksinasi Covid-19, Ini Syarat yang Perlu Dipenuhi Busui Sebelum Vaksin

Bahkan sudah ada lebih dari 1 miliar vaksin yang didistribusikan.

Hingga kini, 1 miliar dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca telah diterima masyarakat dunia," tulis Kemenkes di Instagram resminya @kemenkes_ri, dikutip Kamis (20/5/2021).

Pihaknya juga mengklaim jika dampak vaksin AstraZeneca jauh lebih besar daripada dengan resikonya.

"Vaksin COVID-19 produksi AstraZeneca terbukti aman dan berkhasiat melindungi orang dari risiko COVID-19 yang sangat serius, termasuk kematian, rawat inap, dan penyakit parah," lanjutnya.

Beberapa negara di Eropa juga telah mengklaim penurunan masyarakat yang terpapar virus, hingga penurunan angka kematian.

AstraZeneca juga telah memperoleh Emergency Use Listing (EUL) dari WHO an juga mendapatkan izin 9EUA) atau izin penggunaan darurat di 70 negara di dunia.

Tentu saja jika vaksin jenis AstraZeneca sangat aman untuk tubuh.

Baca Juga: Ketakutan Saat Akan Divaksin, Kelakukan Anang Hermansyah yang Bak Bocah Sukses Bikin Ashanty Gemas

"Hasil penelitian di inggris menunjukkan bahwa 21 hari pasca penyuntikan dosis tunggal vaksin AstraZeneca atau Pfizer-BioNTech, terjadi penurunan angka infeksi COVID-19 sampai 65 persen," tulis Kemenkes di Caption-nya.

Kemenkes juga memastikan jika efek dari vaksin AstraZeneca jarang kali terjadi, kalaupun ada hanya efek kecil seperti rasa kebas, pegal di daerah suntik dan demam tinggi.

Mengenai kasus orang meninggal dunia pasca vaksin Covid-19, Kemenkes menegaskan jika hal tersebut dipicu oleh hal lain, dan bukan karena vaksin.

"Sampai saat ini berdasarkan data Komnas KIPI belum pernah ada kejadian orang yang meninggal dunia akibat vaksinasi Covid-19 di Indonesia."

"Beberapa kasus sebelumnya, meninggalnya orang yang statusnya telah divaksinasi COVID-19 karena penyebab lain, bukan akibat dari vaksinasi yang diterimanya," jelas Kemenkes.

Pihaknya juga meminta para masyarakat untuk tidak panik mengikuti program vaksin.

"Kepada masyarakat diimbau untuk tidak perlu ragu maupun khawatir mengikuti program vaksinasi nasional, pemerintah tentunya berkomitmen penuh untuk menghadirkan vaksinasi yang aman, bermutu dan berkhasiat," tutupnya.

(*)