Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Di balik kesuksesannya saat ini, tak disangka Lady Gaga memiliki pengalaman yang sangat traumatik.
Baru-baru ini, penyanyi asal Amerika Serikat ini menceritakan bahwa ia pernah menjadi korban pemerkosaan seorang produser musik.
Saat itu Lady Gaga masih berusia 19 tahun dan si pelaku meninggalkannya dalam kondisi hamil.
Pengalaman ini diceritakan oleh Gaga saat tampil di sebuah acara serial documenter kesehatan jiwa yang dipandu Oprah Winfery dan Pangeran Harry yaitu The Me You Can’t See.
"Orang yang memperkosa saya meninggalkan saya dalam kondisi hamil," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.
Akibat pengalaman masa lalu yang membuatnya trauma, pelantun “Poker Face” ini mengalami PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder.
Tak jarang, peraih piala Oscar itu juga memiliki keinginan untuk melukai dirinya sendiri.
Bahkan, akibat dari gangguan fisik dan mentalnya ini, Lady Gaga divonis menderita total psychotic break.
Melansir National Alliance on Mental Illness via Parapuan, seseorang yang mengalami psychotic break akan mengalami penurunan produktivitas secara tiba-tiba.
Kondisi ini merupakan bagian dari psikosis yang disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari genetika, trauma, penggunaan zat terlarang, penyakit fisik, cedera atau kondisi kesehatan mental.
“Psikosis bisa terlihat berbeda bagi banyak orang,” kata Chantel Garrett, pendiri Partners for StrongMinds (P4SM).
"Tetapi, di awal perkembangan psikosis, seseorang cenderung menarik diri dari keluarga dan jaringan sosialnya."
Selain itu, melansir Web MD via Kompas.com, jika kondisi ini tidak dapat ditangani dengan cepat dan tepat dapat menyebabkan dua gejala umum, yaitu:
Halusinasi, di mana penderitanya mungkin mendengar suara-suara, melihat hal-hal yang tidak ada, atau merasa sensasi tertentu di kulitnya seolah-olah ada yang menyentuhnya.
Delusi, yang merupakan keyakinan yang salah bahwa seseorang menolak untuk menyerah meski dihadapkan dengan fakta.
Biasanya, orang yang mengalami psychotic break juga mengalami kesulitan tidur dan kesulitan memahami perkataan seseorang.
Hingga saat ini, belum diketahui pasti penyebab kondisi psychotic break ini, namun dapat diyakini bahwa stres adalah salah satunya.
Stres yang berlebih diketahui dapat mempengaruhi kondisi fisik dan mental hingga seseorang kesulitan memahami kenyataan.
(*)