Grid.ID - Kehidupan keluarga Aburizal Bakrie memang kerap mencuri perhatian publik.
Tak hanya soal Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie, sosok sang mertua Nia, Aburizal Bakrie juga tak kalah menarik untuk dikulik.
Bukan tanpa alasan, hal itu karena status mentereng yang disandang Aburizal Bakrie yakni sebagai pebisnis sukses sekaligus konglomerat Tanah Air.
Tak main-main, Aburizal Bakrie sempat bertahun-tahun menyandang gelar orang terkaya di Indonesia lho.
Mengutip pemberitaan di Fotokita.grid.id, Aburizal Bakrie pernah masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia pada tahun 2007.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini bahkan disebut sebagai orang terkaya di Asia Tenggara oleh Majalah Globe Asia pada tahun 2008.
Siapa menyangka, mertua Nia Ramadhani, Aburizal Bakrie, bercerita tentang perjalanan hidupnya yang ternyata juga mengalami pasang-surut.
Baca Juga: Meski Pernah Jatuh dari Delman, Anak Bungsu Nia Ramadhani Tak Kapok Justru Minta Naik Lagi
Tidak hanya dikenal sebagai seorang politikus dari Partai Golkar, ayahanda Ardi Bakrie ini juga seorang pebisnis yang sukses.
Ternyata kesuksesannya Aburizal Bakrie sudah turun-temurun datang dari ayahnya, Achmad Bakrie.
Terbukti perusahaan Bakrie Grup yang masih bertahan selama 77 tahun.
Perjalanan hidupnya meniti karier, ia sampaikan saat ia menerima kunjungan dari delegasi mahasiswa pascasarjana dari Tsinghua University PBC School of Finance, China.
Aburizal pun menceritakan sejumlah pengalaman yang ia jalani kepada para mahasiswa tersebut.
"Saat bertemu mereka saya katakan bahwa pendidikan mereka lebih tinggi, dan secara usia mereka juga lebih muda dari saya, jadi saya akan cerita soal pengalaman saya saja.
Sebab saya yakin pengalaman saya jauh lebih banyak dari mereka yang lebih muda ini," cerita Aburizal melalui cuitannya pada 20 Maret 2019.
Tak lupa, ia juga menceritakan soal Bakrie Grup yang sudah berdiri sejak 77 tahun lalu.
Bakrie Grup yang masih bertahan meski banyak dinamika ekonomi, politik dan lainnya.
Mertua Nia Ramadhani ini pun mengaku bersyukur atas hal ini.
"Lalu saya ceritakan mengenai pengelaman Bakrie Grup yang tahun ini sudah 77 tahun.
Lebih tua dari republik ini dan telah mengalami naik turun, mengalami perubahan ekonomi, politik dengan tujuh presiden yang berbeda, dan lain sebagainya," lanjut Aburizal.
"Alhamdulillah kami tetap bertahan.
Kami bersyukur karena tidak banyak perusahaan di Indonesia yang begini.
Bahkan banyak yang tidak sampai di generasi kedua," tulisnya.
Pada cerita selanjutnya, Aburizal blak-blakan soal kehidupannya di masa lalu.
Ia mengaku pernah terpuruk bahkan memiliki utang hingga 1 miliar dolar.
Mengingat kondisinya saat itu, Aburizal menyebut dirinya 'lebih miskin dari pengemis'.
Cerita lengkap perjalanan hidupnya tersebut, termasuk kiat-kiat ia kembali bangkit, ia tuangkan melalui tulisan di blog pribadi miliknya.
Dikutip TribunSolo.com dari laman blog Aburizal, ia menuliskan tentang kisah saat ia terpuruk.
Meski memiliki utang hingga miliaran dollar, ia mengakalinya dengan cara tak memperlihatkan kesusahannya sehingga rekan-rekan bisnisnya tidak akan lari darinya.
"Saat itu saya jatuh miskin. Bahkan saya jauh lebih miskin dari pengemis.
Ini karena saya memiliki utang yang sangat besar. Utang saya saat itu sekitar USD 1 miliar.
Di saat yang sulit ini biasanya sahabat-sahabat kita, rekan-rekan kita semua lari.
Karena itu di saat yang sulit ini, kita tidak boleh memperlihatkan kita sedang terpuruk. Jangan perlihatkan kita sedang gelap.
Seperti yang diajarkan ayah saya Achmad Bakrie; jangan biarkan dirimu di tempat yang gelap, karena di tempat yang gelap bayangan pun akan meninggalkanmu.
Maka saat susah itu saya tetap tegar dan tidak menunjukkan keterpurukan.
Bahkan saya terpilih jadi ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk yang kedua kalinya.
Kalau saat itu saya tunjukkan keterpurukan, mana mau mereka memilih saya.
Ia juga membebeberkan bagaimana rahasia yang akhirnya membuatnya kembali bangkit.
Ia juga sanggup melunasi utang dan bisnisnya pun kembali berjalan.
Tapi yang penting setelah kita terpuruk, kita harus bangkit kembali.
Kalau saat itu saya tidak bangkit, maka tidak bisa saya seperti saat ini.
Saya berprinsip hadapi saja masalah, jangan lari.
Banyak usaha yang saya lakukan, misalnya melepas saham keluarga dari 55% jadi tinggal 2,5%.
Saya juga mencari pinjaman sana-sini.
Bahkan saya telah pergi ke 220 bank di seluruh dunia untuk menyelesaikan masalah saya.
Akhirnya dengan usaha keras pada tahun 2001 saya bisa bangkit kembali dan uutang saya bisa dilunasi dan bisnis saya membaik kembali," pungkas Aburizal Bakrie dalam blognya pada 2010 silam.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul, Aburizal Bakrie Sabet Gelar Orang Terkaya Se-Asia Tenggara Tahun 2008, Mertua Nia Ramadhani Malah Ngaku Pernah Sebut Dirinya Lebih Miskin dari Pengemis Gegara Gegara Terlilit Hutang hingga Rp 14 Triliun
(*)