Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Ketika orangtua bercerai, mungkin kenyataan sulit bagi seluruh keluarga, terutama anak remaja.
Karena remaja dianggap lebih mampu dan mandiri, terkadang orangtua bersandar pada mereka untuk membantu adik atau menangani lebih banyak tugas.
Dilansir Grid.ID dari Verywellfamily.com, bahkan beberapa orangtua mengandalkan anak remaja untuk menjadi pembawa pesan antara mereka dan mantan pasangan.
Meskipun remaja mungkin lebih cerdas secara emosional daripada adik-adiknya, mereka masih belum dewasa.
Mereka membutuhkan dukungan dari orangtua dan untuk belajar bagaimana menghadapi masalah setelah perceraian pula.
Remaja lebih mungkin mengatasi efek perceraian dengan terlibat dalam perilaku berisiko, loh.
Penggunaan narkoba dan aktivitas seksual dini lebih sering terjadi di kalangan remaja dalam perceraian daripada teman-temannya.
Dampak umum perceraian pada remaja, seperti:
- Masalah akademis, seperti nilai buruk
- Kesulitan tidur
- Meningkatnya stres
- Kesedihan atau kemarahan pada salah satu orangtua atau keduanya
- Pembangkangan dan ketidakpatuhan
- Depresi
- Masalah perilaku di sekolah
- Kesulitan bergaul dengan saudara kandung, teman sebaya, dan orangtua
- Kesulitan membentuk hubungan intim
- Perilaku beresiko
Meskipun perceraian akan sulit bagi semua orang dalam keluarga, penting untuk melakukan yang terbaik agar selalu hadir bersama anak remaja.
Berbicara dengan anak remaja dan menunjukkan minat yang tulus dalam aktivitasnya sering kali dapat bermanfaat.
Pikirkan cara-cara yang memungkinkan anak remaja merasa dekat saat melewati masa sulit bersama.
Bicaralah dengan anak remaja dan dorong mereka untuk berbagi kekhawatiran, ketakutan, dan rasa frustrasi.
Jika tidak yakin dengan apa yang akan terjadi ke depannya, jangan ragu untuk akui ketidakpastian tersebut kepada anak remaja.
Misalnya, apabila akan menjual rumah atau tidak yakin ke mana akan pindah, akui betapa sulitnya kondisi tersebut.
Beberapa tips untuk membantu remaja menyesuaikan diri, antara lain:
Baca Juga: Pernikahan Gisel dan Gading Diujung Tombak, Begini Cara Menjelaskan Perceraian Pada Anak
1. Miliki komunikasi yang jujur tentang perubahan dalam keluarga
2. Tawarkan ruang aman bagi mereka untuk mengekspresikan emosinya
3. Pastikan mereka merasa nyaman mengajukan pertanyaan
4. Dorong hubungan mereka dengan orangtua lainnya (mantan pasangan)
5. Biarkan anak remaja mempertimbangkan keputusan tentang hidup
6. Tawarkan kasih sayang dan dukungan yang konsisten
7. Hadiri kegiatan ekstra kurikuler mereka
8. Pertahankan jadwal yang konsisten dan dapat diprediksi
9. Konsisten dengan aturan dan disiplin
10. Contohkan perilaku yang sesuai
Baca Juga: Catat! Bapak dan Ibu Bercerai, Anak yang Terima Dampak Terburuknya!
Selain hal-hal proaktif yang dapat dilakukan untuk mendukung anak remaja, ada juga beberapa hal yang harus dihindari.
Berhati-hatilah untuk menempatkan anak remaja di tengah konflik antara orangtua.
Jangan pula menggunakan anak remaja sebagai pembawa pesan antara orangtua.
Berdebat di depan anak remaja pun tidak boleh dilakukan.
Apalagi menjelek-jelekkan orangtua lain di depan mereka.
Jika anak remaja menunjukkan masalah perilaku atau sedang mengalami perubahan suasana hati, carilah bantuan profesional.
Mereka mungkin mendapat manfaat dari berbicara dengan ahli kesehatan mental tentang perubahan yang dialami.
(*)