Laporan Wartawan Grid.ID, Bella Ayu Kurnia Putri
Grid.ID - Beberapa waktu lalu, jagat sosial media dihebohkan oleh unggahan sebuah akun TikTok dengan username @aulroket yang mengeluh tentang harga pecel lele mahal di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta.
Melansir dari akun Twitter @txtfromjogja yang mengunggah kembali video @aulroket, @aulroket terlihat mengatakan jika warung pecel lele tempatnya itu menjual lele dengan harga Rp 20 ribu.
Namun harga lele Rp 20 ribu tersebut ternyata belum termasuk nasi putihnya juga.
Sehingga jika ingin makan lele dengan nasi, akun @aulroket harus membayar lagi sebesar Rp 7 ribu.
Bukan cuma itu saja, ternyata pecel lele tempat @aulroket itu makan tidak menyertakan lalapan dalam pecel lele yang mereka jual.
Sehingga, jika ingin memesan lalapan dan sambal, @aulroket harus merogoh kantong sebesar Rp 10 ribu lagi.
Baca Juga: Biasa Jadi Lalapan, Daun Kemangi Juga Efektif Cegah Bau Mulut hingga Batu Ginjal
Tak pelak, video tentang mahalnya harga pecel lele di kawasan Malioboro tersebut akhirnya membuat heboh warganet seantero negeri.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur DIY Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubowono X akhirnya buka suara.
Melansir dari kompas.com, Sri Sultan Hamengkubuwono X berharap video viral tersebut bisa menjadi cambuk bagi para pedagang di Malioboro agar dapat mengkoordinasikan wilayah dagang mereka agar bisa menjadi lebih baik.
"Bagaimana dengan pengalaman kemarin itu menjadi teman-teman PKL di sana mengkoordinasikan potensi yang ada, jangan hanya bicara Malioboro saja tapi lingkungannya juga bisa dikomunikasinya," kata Sri Sultan Hamengkubuwono X saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (31/5/2021) dikutip Grid.ID dari kompas.com.
Tak hanya memberi wanti-wanti pada para pedagang, Gubernur DIY Yogyakarta ini kemudian juga memberi nasihat yang berkaitan dengan masalah perdagangan.
Sri Sultan Hamengjubuwono X berkata, pedagang yang mematok harga mahal terhadap dagangannya memang akan mendapat untung yang banyak, namun menurut Raja Keraton Yogyakarta tersebut, hal itu tidak menjamin akan mendatangkan banyak pelanggan.
"Ya nuthuk (getok) maunya untung besar tapi durung karuan payu meneh (bekum tentu laku lagi)," ujarnya.
"Kalau saya jualan itu untung secukupnya ya kan, tapi nambah pelanggan," pungkasnya.
(*)