Laporan Wartawan Grid.ID, Widy Hastuti Chasanah
Grid.ID - Sosok Inul Daratista mungkin tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.
Ya, Inul Daratista merupakan pedangdut Ternama Tanah Air yang kesuksesannya tak perlu diragukan lagi.
Bagaimana tidak? Meski mengawali kariernya sejak awal tahun 2000-an, popularitas Inul Daratista nyatanya masih melejit hingga kini.
Bahkan ia kerap wara-wiri di layar televisi mulai dari menjadi juri ajang kompetisi bernyanyi, host program acara, bintang iklan sampai menjadi penampil.
Tak cuma di panggung hiburan, Inul juga melebarkan sayapnya di dunia usaha hingga memiliki kerajaan bisnis yang menggurita mulai dari bisnis karaoke, kuliner sampai kosmetik.
Oleh karena itu, tak heran bila ibu satu anak ini memiliki harta duniawi yang melimpah ruah dan tinggal di rumah mewah.
Dilansir dari Grid.ID, Inul bahkan disebut-sebut memiliki harta duniawi mencapai Rp 300 miliar lho.
Kekayaan Inul Daratista itu dihasilkan dari kerja kerasnya sebagai biduan dangdut Tanah Air dan bisnis yang tersebar di pelosok Nusantara.
Salah satu bisnis Inul Daratista yang paling terkenal adalah karaoke yang diberi nama Inul Vizta.
Sukses jadi pedangdut tajir, baru-baru ini Inul tampak membagikan pengalamannya kala merintis kariernya dari bawah.
Hal itu diketahui dari unggahan di akun Instagramnya @inul.d pada Sabtu (12/06/2021).
Dalam unggahan itu, Inul Daratista tampak mengunggah foto lawasnya saat tampil di atas panggung.
Pemilik goyang ngebor ini tampak berpenampilan nyentrik dengan busana dominan warna hitam dan rok unik.
Tak hanya busana, gaya rambut istri Adam Suseno ini juga kelewat unik.
Bersamaan dengan hal itu, Inul awalnya membahas soal masa kecilnya yang sempat mengecap hidup susah.
Meski pernah hidup susah, Inul mengaku tak menyerah lantaran memiliki mimpi yang sangat besar untuk mengubah nasib.
"Duniaku dr kecil hidup susah,tdk bahagia. Bekerja dan bekerja,tdk menyerah pd nasib meski tdk tau skrg ternyata seperti ini."
"Tapi aku punya mimpi besar merubah nasib dan kukatakan pd dunia,aku perempuan hebat.Dan aku perempuan baik," tulisnya.
Sebelum menjadi pedangdut papan atas, Inul mengaku telah banyak menghadapi kerikil tajam hingga pengorbanan yang besar.
Bahkan, ia juga memiliki rasa takut kepada Tuhan dan mengaku selalu berpikir 1000 kali agar tidak salah dalam melangkah.
"Ku lalui byk perjalanan karier dan cintaku dgn bara dan kerikil tajam. Kisahku dalam sukses semua ada pengorbanan tidak ada yang gratisan."
"Akan sayang jika tidak dijaga dengan baik, hidup tak semudah nggoreng gedang di wolak walik dgn gampang. Aku bangga bs melalui ini smua."
"Dengan Iman smua terjaga rapi tanpa melalui proses kotor dan instan .Setiap langkah ada rasa takut sm Tuhan."
"Semua langkah harus lurus dan benar. Semua tindakan harus dipikir 1000x agar tdk salah .Meski kadang khilaf dan loss doll menghampiri," imbuhnya.
Berkat perjuangan itu, Inul pun mampu menaklukan ibu kota hingga sukses melalang buana ke berbagai negara.
"Dr menakhlukkan daerah sdri sampai ibukota, dari Belanda-Jerman-Hongkong-Taiwan-Jepang-Korea-Singapore-Malaysia bahkan Amerika sampai kemana2."
"Masyaa Allah sdh ku lalui melanglang buana jd artis udara, sabang -merauke. Nikmat manalagi yg hrs aku dustakan," tambahnya.
Ia pun merasa bangga dengan perjuangannya sendiri dan berjanji akan terus belajar.
Tak hanya itu, ia juga memberi sebuah pesan menohok soal kehidupan.
"Akhirnya aku punya cerita utk anakku bahwa mamanya adalah pejuang Aku berjanji tdk akn post power syndrome saat masaku sdh lewat,aku puas dpt yg lebih dr yg lain ."
"Aku ga pinter sekolahnya bahkan byk yg bilg aku bodoh,its okey aku terima. Makanya sampai tua aku akn terus belajar biar pinter paling tdk bisa bijaksana dan intelektualnya nambah dikit."
"Ijasah sdh ga ada tp pengalaman bisa mengalahkan ijasahku, urip kudu (hidup harus ) sing ati ati jaga lathi jaga hati."
"Jangan krn lathi jd lupa diri dan integritas yg adh dibangun mati matian ilang krn lathi yg tdk terjaga. Langkah kita cermin pribadi diri."
"Tdk akan bisa dan cukup di bohongin dgn dandanan menarik sj. Lathi = lidah/ucapan/omongan. Tuturkata/cangkem/mulut," pungkasnya.
(*)