Sampai hari Sabtu, 15 Februari, warga di Tulyehualco di sebelah selatan Mexico City menemukan jenazah gadis kecil terbungkus kantong plastik sampah.
Sesudah diadakan pemeriksaan genetik, dipastikan bahwa itu adalah jenazah Fatima.
Tragedi yang menimpa terhadap Fatima dimulai ketika ia menunggu keluarganya untuk menjemputnya di luar sekolah tanggal 11 Februari ketika seorang perempuan mendekatinya.
Perempuan itu lalu menggandeng tangannya dan berdua mereka jalan.
Saat-saat ini terekam lewat kamera di ruang keamanan Secretariat of Citizen Security, yang diedarkan hari Senin (17/02).
Rekaman ini memperlihatkan perempuan dan seorang gadis kecil berjalan perlahan melalui beberapa ruas jalan.
Rute lengkap perjalanan tak bisa diketahui karena beberapa kamera di wilayah itu tidak berfungsi.
Polisi menemukan rumah yang dimasuki si perempuan dan Fatima. Penghuni rumah itu diinterogasi polisi.
Rekaman inilah petunjuk paling akhir tentang Fatima.
Rekaman CCTV ini kemudian disebarkan oleh pihak berwenang, dan polisi akhirnya berhasil mengidentifikasi perempuan di dalam rekaman berkat petunjuk dari pemilik pondokan yang disewa oleh si perempuan.
Sebuah apartemen di Xochimilco, tak jauh dari lokasi kediaman Fatima kemudian dirazia oleh polisi.
Si tersangka telah meninggalkan apartemen tersebut, tetapi ada beberapa benda di sana yang menghubungkan dengan pembunuhan Fatima seperti foto, sepatu dan kaos Fatima serta pakaian yang digunakan tersangka pada saat penculikan terjadi.
Polisi sempat menawarkan hadiah dua juta peso (Rp1,4 miliar) bagi yang bisa memberi informasi kepada polisi mengenai tersangka yang diduga berusia antara 42-45 tahun itu.
Foto para tersangka kemudian diumumkan oleh pihak kejaksaan.