Warga Kelurahan Tegalgede Kecamatan Sumbersari itu memulai usaha sejak tahun 1997 lalu.
Sebelum menekuni bisnis ini, Harsono merupakan tukang ojek dengan sepeda hasil kredit.
Namun karena tidak mampu membayar, sepeda itu diambil dan uang mukanya dikembalikan.
"Akhirnya uang muka itu dibelikan becak," ucap dia.
Penghasilan dari becak tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selanjutnya, dia dia juga sebagai honorer petugas kebersihan Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya Jember.
Ide awal berjualan cilok dari dari ayahnya yang juga berjualan cilok di Bali saat itu.
Sementara di Jember, masih belum ada cilok yang bahannya terbuat dari daging, yang ada hanya dari tepung.
Akhirnya, Harsono menangkap peluang itu dan mulai berjualan cilok.
Ketika ayahnya pulang dari Bali tahun 1997. Dia bersama istrinya menirukan bisnis bapaknya, yakni menjual cilok dari bahan daging sapi dicampur tepung.
"Modal awal dulu paling hanya Rp 20.000," ungkap dia.
Uang itu untuk membeli daging lalu diolah oleh istrinya menjadi cilok. Kemudian, Harsono memasarkan cilok ke berbagai tempat.