Find Us On Social Media :

Tukang Cilok Naik Haji, Kisah Sukses Harsono dari Berjualan Cilok Bermodalkan Rp20 Ribu hingga Kini Miliki 13 Rumah dan 3 Apartemen

By Mahdiyah, Senin, 21 Juni 2021 | 05:57 WIB

Harsono pemilik cilok Edy

Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah

Grid.ID - Baru-baru ini, kisah sukses Harsono menjadi perbicangan publik.

Bukan seorang pejabat atau pemilik saham perusahaan, Harsono adalah seorang penjual cilok.

Namun, berkat profesinya menekuni usaha kuliner ini, ia pun menjadi sukses bukan main.

Mengutip KOMPAS.com pada Minggu (20/6/2021), Harsono diketahui sudah memiliki 13 rumah kontrakan dan 3 apartemen.

Tak hanya itu, ia juga diketahui memiliki beberapa sawah serta sudah naik haji pada tahun 2019 lalu.

Ya, usaha cilok Harsono yang bernama Cilok Edy ini sangat terkenal di kawasan Jember.

Para penjual cilok Edy ini menjajakkan dagangan mereka di sekitar kawasan depan DPRD Jember, depan Universitas Muhammadiyah Jember dan Universitas Jember.

Baca Juga: Hanya Jualan Cilok dari Pukul 06.30 hingga Habis Isya, Pria Asal Jember Ini Bisa Punya 3 Apartemen dan 13 Kontrakan

Dirinya juga memiliki banyak cabang di tempat lain.

"Dulu di Jember saja ada sepuluh rombong, sekarang tinggal empat rombong," jelasnya.

Kisah perjuangannya untuk menjadi seperti saat ini pun cukup rumit.

Mengutip Banjarmasin.Post.co.id pada Minggu (20/6/2021), Harsono sempat beberapa kali berganti profesi lantaran pengahasilannya tak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ide untuk berjualan cilok pun muncul dari sang ayah yang juga berjualan cilok di Bali.

Pada tahun 1997, ia memulai usaha ciloknya dengan sang istri.

Saat itu, di kawasan Jember belum ada cilok yang berbahan dasar dari daging sapi.

Baca Juga: Intip Keseruan Onew dan Taemin 'SHINee' Melahap Cilok, Cireng, dan Pancake Durian Bersama Kimbab Family

Melihat peluang itu, Harsono pun membulatkan tekadnya untuk memulai usaha berjualan cilok.

"Modal awal dulu paling hanya Rp 20.000," ungkap Harsono.

Tak semudah yang dibayangkan, saat memulai usaha tersebut, Harsono pun sempat hampir putus asa.

Hal itu lantaran pendapatannya tak juga kunjung mencukupi.

Selain itu, dirinya sempat dilarang berjualan di dekat lingkungan sekolah lantaran cilok merupakan jenis makanan yang masih baru saat itu.

Namun, dengan tekad kuat dan dorongan dari sang istri, Harsono terus berjualan hingga ciloknya dikenal oleh banyak orang.

"Sekarang apartemen punya tiga untuk disewakan, rumah ada 13 untuk dikontrakkan dan dikoskan," lanjutnya.

(*)