Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma
Grid.ID - Mendengar nama Atta Halilintar dan Aurel hermansyah, tak jauh dari kata kesuksesan dan kekayaan.
Namun semakin besar pohon semakin besar angin yang menghantam, peribahasa itu cocok untuk Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah.
Bagaimana tidak, hujatan dan kritikan pedas bak tak pernah ada henti-hentinya menghantam kehidupan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah.
Dimulai saat keduanya berpacaran, tak sedikit yang menduga jika hal tersebut hanyalah gimmick semata.
Sampai keduanya telah resmi menjadi suami istri pun tetap saja segala sesuatu yang dilakukan keduanya seakan selalu salah.
Sebagai seorang publik figur dan Youtuber nomor 1 di Indonesia, wajar saja jika keluarga kecil mereka kerap mendapat komentar-komentar tajam.
Namun demi kesehatan mental, Atta dan Aurel mengaku sudah tak terlalu banyak menggubris isi komentar serta unggahan yang sekiranya berbahaya untuk mereka.
Bagi Atta, menanggapi hujatan dari netizen layaknya berbicara dengan angin.
"Luar biasa, senang banget dong, lika-likunya itu harus dinikmati."
"Hujatan itu bagi kita ibarat ngomong sama angin, anginnya jangan sampai masuk angin, biarin lewat aja," imbuh putra sulung Gen Halilintar, dikutip dari Youtube Maharani Kemala, Rabu (23/6/2021).
Berbeda dengan Atta yang lebih santai, Aurel ternyata lebih suka memilah konten saat berselancar di dunia maya.
Alih-alih menanggapi tingkah haters, wanita 22 tahun itu cenderung fokus pada belanjaan dan tayangan yang membuatnya terhibur.
Bukan tanpa alasan, Aurel mengaku pusing jika terus-terusan menyaksikan komentar negatif yang dilayangkan pada keluarganya.
"Nggak, liat-liat belanjaan aja. Aku nanti kalau lihat-lihat kayak gitu (komentar) pusing," sambung Aurel.
"Aku aja udah jarang buka IG (Instagram), paling cuman lihat alau ada DM masuk, udah close lagi, terus lihat TikTok, atau nggak nonton film, udah gitu aja," lanjutnya.
Setelah dihujat mengeksploitasi Aurel keguguran sebagai konten, Atta terlihat tak jengah dan masih aktif menyoroti kehidupan sehari-harinya.
(*)