Grid.ID – Di balik kesuksesan seorang artis terdapat rumah masa kecilnya yang menarik untuk dikulik, tak terkecuali rumah masa kecil Ayu Dewi.
Publik tentu penasaran dengan penampakan rumah masa kecil Ayu Dewi lantaran sang artis kini sukses jadi presenter kondang sekaligus istri bos perusahaan katering, Regi Datau.
Siapa mengira, penampakan rumah masa kecil Ayu Dewi ternyata jauh dari kesan mewah dan berbanding terbalik dengan istana megah yang ditinggalinya bareng Regi Datau kini.
Sebelumnya, Ayu Dewi dipersunting Regi Datau yang merupakan temannya sedari SMP pada 16 Juni 2012 silam.
Meskipun tak nyemplung di dunia artis, Regi Datau ternyata bukanlah orang sembarangan.
Berdasarkan pemberitaan TribunSeleb, suami Ayu Dewi tersebut merupakan direktur utama dari PT Gobel Dharma Sarana Karya (GDSK).
Bukan kaleng-kaleng, perusahaan ini ternyata terlibat dalam penyelenggaraan Asian Games 2018 lalu untuk menyediakan katering makanan bagi para atlet.
Tak mengherankan apabila sekarang Ayu Dewi hidup berkecukupan dengan segala fasilitas mewah dan outfit branded.
Kendati demikian, presenter Dahsyat ini tak memperoleh semua kenikmatan itu semudah membalikkan telapak tangan.
Dalam vlognya di channel YouTube MrsAyuDewi pada 13 Juni 2021, ia mengajak sang ayah, Budiono Sumarto, untuk menyambangi rumah masa kecilnya.
Sayangnya, ketika tiba di lokasi yang dimaksud, Ayu Dewi tak dapat mengenali rumah masa kecilnya.
Pasalnya, bangunan tersebut sudah berubah total menjadi rumah gedongan bertingkat 2.
“Udah berubah banget sampai nggak ngenalin,” celetuk Ayu Dewi.
Namun, Ayu Dewi masih bisa melihat sisa-sisa peninggalan masa lalu di rumah sebelah yang mirip rumah masa kecilnya dulu.
Jauh dari kesan mewah, bangunan mirip rumah masa kecil Ayu Dewi berukuran sempit dengan pagar besi bergaya kuno.
“Rumahnya jenisnya dulu kayak gini, nggak tingkat,” kenang sang presenter.
Sayangnya, Ayu Dewi tak kuasa menahan air matanya gegara teringat sang ibunda, Sekar Dewi yang meninggal tahun 2018 silam.
“Dulu pagernya kayak gini, tapi sekarang udah diubah.”
“Dulu tuh Jalan Flamboyan nomor 5,” ujarnya sambil berlinang air mata.
“Aku tuh nggak bisa kalau inget-inget zaman dulu tuh.”
“Kangen Ibu, kangen zaman kecil,” tangisnya.
(*)