Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Tidak bisa disangkal, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa menyukai cokelat.
Rasa yang lembut dan terkadang pahit membuat kita semua menyukai cokelat.
Bahkan, cokelat memiliki antioksidan dan beberapa manfaat kesehatan jantung, loh.
Namun, bagaimana jika bayi atau balita ingin mengonsumsi cokelat?
Untuk lebih jelasnya, Grid.ID telah merangkum dari Verywell Family mengenai aturan makan cokelat bagi anak.
Ketika berbicara tentang alergi terhadap cokelat dan kakao, ilmuwan percaya bahwa reaksi terhadap cokelat terkait dengan alergen lain dalam cokelat, seperti kacang-kacangan, kacang tanah, atau susu.
Namun, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan anak dan orang dewasa mungkin benar-benar memiliki alergi makanan terhadap cokelat dan kakao.
Baca Juga: Makan Cokelat Nggak Bikin Gendut dan Jerawatan Kok, Justru Berikan 8 Manfaat Kesehatan Ini
Kekhawatiran atas reaksi alergi makanan seharusnya tidak menghalangi orang tua untuk memperkenalkan makanan yang berpotensi alergi makanan seperti ikan, telur, dan selai kacang.
American Academy of Pediatrics (AAP) memutuskan bahwa tidak perlu lagi menunda pengenalan makanan yang sering disebut menyebabkan alergi.
Menurut AAP, menunda pengenalan makanan ini tidak berdampak pada pencegahan alergi makanan.
Faktanya, ketika tidak memperkenalkan makanan ini saat anak-anak, justru dapat meningkatkan kemungkinan si kecil mengembangkan alergi makanan, loh.
Yang perlu ditekankan adalah AAP tidak merekomendasikan anak-anak di bawah usia 2 tahun untuk mengonsumsi makanan yang mengandung kafein atau gula tambahan.
Kedua bahan ini ditemukan dalam cokelat.
Jadi, meskipun alergi makanan bukanlah alasan untuk menunda pemberian cokelat kepada anak kecil, gula tambahan dan kafein adalah alasannya.
Baca Juga: Tak Cuma Legit, Cokelat Terbukti Bisa Kurangi Despresi dan Meningkatkan Memori!
Kandungan Kafein dalam Cokelat
Meskipun tidak banyak informasi tentang bagaimana kafein mempengaruhi otak anak yang sedang berkembang, ada kekhawatiran yang meningkat tentang efek samping kafein.
Faktanya, asupan kafein antara 100 mg dan 400 mg dapat menyebabkan kegugupan dan kegelisahan.
Ada juga beberapa bukti bahwa kafein dapat mengganggu tidur anak, berdampak pada kesehatan tulang, dan menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Saat mempertimbangkan apakah akan memberi anak cokelat atau tidak, ingatlah berapa banyak kafein yang akan didapat anak dengan setiap porsinya.
Berikut ini daftar kafein dalam makanan yang umum dikonsumsi anak:
- Susu cokelat (1 cangkir) 2,48 mg
- Es krim cokelat (1 cangkir) 4,05 mg
- Cupcake cokelat 4,5 mg
- Cokelat panas (1 cangkir) 4,97 mg
- Bubuk kakao (1 sdm) 11,5 mg
Baca Juga: 5 Makanan yang Bikin Kamu Lebih Konsenstrasi, Cokelat Termasuk Loh!
Sebaiknya, jangan pula memberikan anak makanan yang tidak mengandung gula tambahan.
Terlalu banyak gula dapat menyebabkan obesitas, kerusakan gigi, kolesterol tinggi, dan diabetes tipe 2.
Mendorong kebiasaan makan yang sehat bisa dengan cara menawarkan anak makanan bergizi di rumah.
Cara ini akan membantu si kecil mengembangkan kebiasaan makan sehat yang mengarah pada diet seimbang.
(*)